Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Pinggir Jurang, Memahami Marginalisasi Masyarakat melalui Lensa Durkheim

27 Agustus 2024   14:22 Diperbarui: 27 Agustus 2024   15:58 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumentasi penulis

  

Belajar dari Durkheim: Menuju Masyarakat yang Lebih Inklusif

Durkheim mengajarkan kita bahwa deviasi sosial bukan hanya pelanggaran norma, tetapi juga bagian integral dari masyarakat. Pandangan ini memberikan implikasi penting bagi upaya kita menciptakan masyarakat yang lebih inklusif:

  • Menerima Keberagaman: Durkheim menekankan pentingnya kesadaran kolektif. Untuk menciptakan inklusivitas, kita perlu memperluas kesadaran kolektif kita agar mencakup beragam identitas, latar belakang, dan cara hidup. Ini berarti menerima bahwa perbedaan adalah hal yang wajar dan berharga.

  • Mengurangi Stigma: Stigma terhadap kelompok minoritas seringkali menjadi akar dari marginalisasi. Dengan memahami bahwa deviasi adalah hal yang normal, kita dapat mengurangi stigma yang melekat pada kelompok-kelompok tertentu.

  • Memperkuat Ikatan Sosial: Durkheim juga menekankan pentingnya ikatan sosial. Dengan memperkuat ikatan sosial antara berbagai kelompok, kita dapat membangun rasa solidaritas dan mengurangi perasaan terisolasi yang sering dialami oleh kelompok marginal.

  • Mendorong Dialog dan Komunikasi: Dialog yang terbuka dan jujur antara kelompok mayoritas dan minoritas sangat penting untuk membangun saling pengertian dan mengurangi prasangka.

 Langkah Praktis Menuju Masyarakat yang Lebih Inklusif:

  1. Pendidikan dan Promosi Nilai Inklusivitas:

    • Pendidikan inklusif: Sekolah harus menjadi tempat di mana semua siswa merasa diterima dan dihargai, terlepas dari latar belakang mereka.

    • Kurikulum yang inklusif: Kurikulum harus mencakup sejarah dan perspektif dari berbagai kelompok, sehingga siswa dapat memahami dan menghargai keragaman.

    • HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      6. 6
      7. 7
      8. 8
      9. 9
      10. 10
      11. 11
      12. 12
      13. 13
      14. 14
      15. 15
      16. 16
      17. 17
      18. 18
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
      Lihat Sosbud Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun