Menghindari etnosentrisme: Menyadari bahwa cara berpikir dan bertindak kita sendiri dibentuk oleh budaya kita, dan tidak selalu merupakan cara yang benar atau superior.
Menggunakan pendekatan yang lebih komparatif: Membandingkan berbagai budaya untuk memahami keragaman cara manusia memahami dunia dan bertindak di dalamnya.
"Culture and Practical Reason" adalah sebuah karya yang sangat penting dalam memahami bagaimana budaya membentuk pikiran dan tindakan manusia. Buku ini menawarkan perspektif yang segar dan menantang terhadap pandangan tradisional tentang rasionalitas. Meskipun ada beberapa kritik, namun buku ini tetap menjadi bacaan yang wajib bagi siapa saja yang tertarik pada antropologi dan ilmu sosial.
Gagasan Marshall Sahlins dalam "Culture and Practical Reason" memiliki implikasi yang sangat mendalam bagi dunia pendidikan. Dengan memahami bahwa budaya membentuk cara kita berpikir dan bertindak, maka pendidikan tidak hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan cara berpikir kritis dan kreatif yang berakar pada konteks budaya siswa.
Beberapa implikasi utama adalah:
Pendidikan yang Berpusat pada Siswa dan Budaya:
Kurikulum yang Relevan: Kurikulum harus dirancang dengan mempertimbangkan konteks budaya siswa, sehingga materi pelajaran relevan dan bermakna bagi mereka.
Metode Pembelajaran yang Beragam: Penggunaan metode pembelajaran yang beragam, seperti diskusi, proyek, dan studi kasus, dapat membantu siswa menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman hidup mereka.
Penghargaan terhadap Keanekaragaman Budaya: Sekolah harus menjadi tempat di mana keanekaragaman budaya dihargai dan dirayakan.
Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis: