Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Marshall Sahlins: Sebuah Perspektif tentang Manusia dan Kebudayaan

19 Agustus 2024   13:58 Diperbarui: 19 Agustus 2024   14:02 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumentasi penulis

Etika dalam Penelitian Genetika: Perkembangan teknologi genetika menimbulkan berbagai pertanyaan etis. Kritik Sahlins mengingatkan kita akan pentingnya mempertimbangkan konteks sosial dan budaya dalam melakukan penelitian genetika.

Kritik Marshall Sahlins terhadap sosiobiologi tetap relevan di era saat ini. Dengan memahami kompleksitas interaksi antara biologi dan budaya, kita dapat menghindari reduksionisme biologis dan menghargai keragaman perilaku manusia. Kritik Sahlins juga mendorong kita untuk terus mempertanyakan asumsi-asumsi yang mendasari penelitian ilmiah dan memastikan bahwa ilmu pengetahuan digunakan untuk kebaikan manusia.

Kritik Marshall Sahlins terhadap sosiobiologi memiliki implikasi yang sangat signifikan bagi perkembangan psikologi evolusioner. Psikologi evolusioner, yang berusaha menjelaskan perilaku manusia dari perspektif adaptasi evolusioner, sering kali mendapat sorotan kritis serupa dengan yang ditujukan pada sosiobiologi. Berikut beberapa implikasi utama:

  1. Pentingnya Konteks Budaya:

  • Interaksi Genetika dan Budaya: Psikologi evolusioner harus mengakui bahwa gen dan budaya saling berinteraksi dalam membentuk perilaku. Gen menyediakan potensi, namun budaya memberikan bentuk pada potensi tersebut.

  • Relativisme Kultural: Perilaku yang dianggap adaptif dalam satu budaya mungkin tidak adaptif dalam budaya lain. Psikolog evolusioner perlu mempertimbangkan keragaman budaya dalam merumuskan hipotesis.

  1. Kritik terhadap Determinisme Biologis:

  • Peran Belajar dan Pengalaman: Psikologi evolusioner harus mengakui peran penting pembelajaran dan pengalaman dalam membentuk perilaku manusia. Tidak semua perilaku manusia bersifat genetis atau instingtif.

  • Hindari Reduksionisme: Psikolog evolusioner harus menghindari reduksionisme biologis yang berlebihan. Perilaku manusia adalah hasil dari interaksi antara banyak faktor, termasuk faktor biologis, sosial, dan budaya.

  1. Peran Sejarah:

  • Sejarah sebagai Pembentuk Budaya: Sejarah memainkan peran penting dalam membentuk budaya dan, pada gilirannya, perilaku manusia. Psikolog evolusioner harus mempertimbangkan konteks sejarah dalam menganalisis perilaku manusia.

  • HALAMAN :
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun