Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Marshall Sahlins: Sebuah Perspektif tentang Manusia dan Kebudayaan

19 Agustus 2024   13:58 Diperbarui: 19 Agustus 2024   14:02 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Implikasi bagi Studi Budaya Indonesia

  • Pentingnya Pendekatan Lokal: Studi tentang budaya Indonesia harus dilakukan dengan pendekatan yang lebih lokal, dengan memperhatikan kekhasan setiap budaya.

  • Memahami Sejarah: Untuk memahami budaya Indonesia, kita perlu memahami sejarahnya. Sejarah memberikan konteks yang penting untuk memahami mengapa budaya tertentu memiliki karakteristik seperti sekarang.

  • Menghindari Generalisasi: Kita tidak boleh menggeneralisasi budaya Indonesia, karena setiap budaya memiliki kekhasan dan kompleksitasnya sendiri.

  • Menghargai Keanekaragaman: Kita harus menghargai keanekaragaman budaya Indonesia dan menghindari sikap etnosentrisme.

Sebagai contoh, kita dapat mempelajari bagaimana budaya Betawi di Jakarta telah mengalami perubahan akibat urbanisasi dan globalisasi. Kita dapat menganalisis bagaimana nilai-nilai tradisional Betawi masih bertahan di tengah modernisasi, dan bagaimana nilai-nilai baru juga mempengaruhi cara hidup masyarakat Betawi.

Konsep "pulau sejarah" memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami kompleksitas budaya Indonesia. Dengan melihat setiap budaya sebagai sebuah "pulau sejarah" yang unik, kita dapat menghargai keanekaragaman budaya Indonesia dan memahami bagaimana budaya tersebut terbentuk dan berkembang.

4.  "The Use and Abuse of Biology" (1976) 

Marshall Sahlins, salah satu tokoh penting dalam antropologi, dalam bukunya "The Use and Abuse of Biology" (1976) memberikan kritik tajam terhadap pendekatan sosiobiologi. Sosiobiologi, sebuah disiplin ilmu yang mencoba menjelaskan perilaku sosial manusia melalui lensa biologi evolusioner, menjadi sasaran kritik Sahlins karena dianggap terlalu deterministik dan mengabaikan peran budaya dalam membentuk perilaku manusia. Dalam buku ini, Sahlins mengkritik penggunaan teori biologi untuk menjelaskan perilaku manusia. Ia berpendapat bahwa budaya memiliki peran yang lebih besar dalam membentuk perilaku manusia daripada faktor-faktor biologis.

Sahlins berargumen bahwa sosiobiologi seringkali terlalu menyederhanakan kompleksitas perilaku manusia. Dengan mengandalkan konsep-konsep seperti seleksi alam dan adaptasi genetik, sosiobiologi cenderung mengabaikan peran penting budaya, sejarah, dan lingkungan sosial dalam membentuk perilaku manusia.

Beberapa kritik utama Sahlins terhadap sosiobiologi adalah:

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun