Seorang karyawan laki-laki yang dianggap kurang maskulin seringkali menjadi sasaran lelucon tentang orientasi seksualnya atau kemampuannya dalam melakukan tugas-tugas yang dianggap "maskulin".
Lelucon Berbasis Latar Belakang Sosial Ekonomi:
Seorang karyawan yang berasal dari keluarga kurang mampu seringkali menjadi sasaran lelucon tentang pakaian atau barang-barang yang ia miliki. Rekan kerjanya mungkin membuat komentar yang merendahkan atau mengejek.
Lelucon yang menyakitkan di tempat kerja seringkali dianggap sebagai bagian dari budaya kerja yang "kasar". Namun, di balik lelucon tersebut, seringkali tersembunyi tindakan bullying yang dapat berdampak buruk pada psikologis korban.Â
Mengapa lelucon ini merupakan bentuk bullying? Lelucon-lelucon di atas, meskipun seringkali dianggap sebagai candaan belaka, sebenarnya merupakan bentuk bullying karena membuat korban merasa tidak nyaman, menciptakan lingkungan kerja yang tidak aman, mempengaruhi produktivitas, merusak hubungan antar karyawan.Lelucon yang menyakitkan adalah salah satu bentuk bullying verbal. Bullying verbal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan penurunan rasa percaya diri. Tujuan pelaku seringkali untuk mendominasi, mengontrol, atau membuat korban merasa kecil.
Nah manakala di tempat kerjamu ada pembully atau pelaku bullying sebenarnya kita perlu menghadapinya dengan lebih seksama. Hal ini karena umumnya pelaku bullying juga memiliki persoalannya sendiri, termasuk faktor psikologis.Â
Pemahaman terhadap faktor psikologis yang mendorong seseorang melakukan bullying dapat membantu kita mencegah dan mengatasi masalah ini. Beberapa faktor yang sering dikaitkan dengan perilaku bullying antara lain:
Rendah Diri: Ironisnya, banyak pelaku bullying memiliki rasa percaya diri yang rendah. Mereka mungkin mencoba menutupi ketidakamanan diri dengan mengintimidasi orang lain.
Masalah Kontrol Impuls: Pelaku bullying mungkin kesulitan mengendalikan emosi dan impulsif dalam bertindak.
Masalah Pengalaman Dianiaya di Masa Lalu: Ironisnya, beberapa pelaku bullying pernah menjadi korban bullying di masa lalu. Beberapa juga karena mereka melihat orang terdekat atau orang yang disayanginya pernah mengalaminya. Ia kemudian mengulangi perilaku tersebut pada orang lain sebagai bentuk pembalasan atau untuk menghindari menjadi korban lagi.
Masalah di Rumah: Orang yang mengalami kekerasan atau pengabaian di rumah mungkin cenderung mengulangi perilaku tersebut pada orang lain.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!