Li menunjukkan bagaimana paradigma pembangunan yang dominan di Indonesia sering kali mengabaikan hak-hak dan kepentingan masyarakat adat.
Li menunjukkan bagaimana konstruksi identitas "pribumi" oleh negara sering kali digunakan untuk meminggirkan masyarakat adat dari proses pembangunan.
Li mengkritik model pembangunan yang berfokus pada eksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat adat dan lingkungan.
Karya Li memberikan pemahaman yang kritis dan mendalam tentang bagaimana identitas, politik, dan pembangunan di Indonesia saling terkait. Li menunjukkan bahwa konstruksi identitas "pribumi" oleh negara memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan masyarakat adat dan proses pembangunan di Indonesia.
3. Identitas "Pribumi" di Indonesia Dibentuk oleh Proses Historis dan Politik
Dalam bukunya "Articulating Indigenous Identity in Indonesia: Resource Politics and the Tribal Slot," Tania Li menunjukkan bahwa identitas "pribumi" di Indonesia bukanlah sesuatu yang alami dan statis, melainkan hasil dari proses historis dan politik yang kompleks. Li mengkritik pandangan yang menganggap identitas "pribumi" sebagai sesuatu yang homogen dan esensial. Ia menunjukkan bahwa konstruksi identitas "pribumi" oleh negara dan kolonialisme telah membentuk bagaimana masyarakat adat di Indonesia memahami diri mereka sendiri dan bagaimana mereka dipersepsikan oleh orang lain.
Berikut beberapa poin penting yang dibahas Li dalam bukunya:
Kolonialisme dan Kategorisasi: Kolonialisme Belanda dan Jepang memainkan peran penting dalam menciptakan kategori "pribumi" di Indonesia. Kolonialisasi ini memaksakan sistem klasifikasi etnis dan budaya yang baru, yang meminggirkan dan mengkategorikan masyarakat adat.
Kebijakan Negara: Kebijakan negara setelah kemerdekaan, seperti konsep "suku" dan "masyarakat terasing," juga berperan dalam membentuk identitas "pribumi" di Indonesia. Kebijakan ini sering kali mengabaikan keragaman dan kompleksitas budaya masyarakat adat, dan hanya fokus pada aspek-aspek tertentu seperti bahasa dan tradisi.
Politik Sumber Daya: Politik sumber daya, seperti eksploitasi sumber daya alam di wilayah adat, juga berkontribusi dalam konstruksi identitas "pribumi". Konstruksi identitas "pribumi" oleh negara sering kali digunakan untuk membenarkan eksploitasi sumber daya alam di wilayah adat, dengan menggambarkan masyarakat adat sebagai "primitif" dan "tidak mampu mengelola sumber daya".
Li menunjukkan bahwa identitas "pribumi" di Indonesia bukanlah sesuatu yang alami, melainkan hasil dari proses historis dan politik yang kompleks. Konstruksi identitas "pribumi" oleh negara dan kolonialisme telah membentuk bagaimana masyarakat adat di Indonesia memahami diri mereka sendiri dan bagaimana mereka dipersepsikan oleh orang lain.