"Eh.. iya" jawab Sarah singkat dengan nada BT dan bermuka masam.
"Kamu kenapa Sar? Ada masalah ? kalau ada masalah cerita aja sama aku" Tanya Sania penasaran melihat muka sahabatnya yang terlihat sedang tidak senang.
"Enggak kok ga ada masalah" Jawab Sarah singkat.
" Yaudah deh kalau kamu ga mau cerita mungkin lain kali kamu mau terbuka sama aku." (Sedih)
"Neng mau pesen nasi?" tanya Ibu Kinah, orang yang jualan nasi uduk di sekolah.
" Iya saya pesen sebungkus eh Sar, kamu pesen nasi uduk juga ya? Kita makan bareng yu? Dan itu (menunjuk tas Sarah kenapa di bawa ke kantin? Ga di simpen dulu ke kelas? Emangnya ga berat Sar? kan kamu sendiri yang bilang sama aku kalau tas mu itu selalu berat" tanya Sania penuh perhatian pada Sarah.
Tapi Sarah tidak menghiraukan perkataan Sania dia pun pergi tanpa pamit. Kejadian itu membuat Sania bingung kenapa Sarah seperti itu padahal seingatnya dia tidak ada berbuat salah ke Sarah. (Aneh)
Beberapa hari kemudian Sania tahu mengapa sikap Sarah belakangan ini berbeda padanya, semua itu berawal saat Sania nengok Sarah yang sedang sakit bersama Rangga. Ternyata selama ini Sarah menyukai Rangga.Â
Mengetahui hal itu Sania menjelaskan se detail-detail nya bahwa dia hanya menganggap Rangga hanya sebatas teman saja memang dulu dia sempat menyukainya. Namun sekarang telah ada laki-laki lain yang selalu mengisi hari-harinya. Mendengar penjelasan Sania, Sarah pun mulai lunak.
Setelah penjelasan itu persahabatan mereka mulai balik lagi seperti dulu, kejadian kemarin mereka jadikan pelajaran agar kejadian itu tidak terulang lagi, mereka sepakat akan selalu terbuka akan semua hal termasuk tentang cowok. Mereka berjanji tidak akan pernah terpisah apalagi hanya karena cowok persahabatan jauh lebih penting daripada untuk memimirkan cowok.
                 ~ TAMAT ~