Terdengar suara adzan Ashar yang sangat merdu terdengar di telinga. Ibu Sania pun mengajak Fauzi untuk masuk ke rumahnya, mengajak nya untuk sholat bersama.
"Nak Fauzi makasih yah kamu udah nolongin Sania, kamu mau mampir ke dalam dulu? Sekalian kita sholat magrib bersama" pinta Ibu Sania.
"Iya bu sama-sama, kan kata Sania kita itu harus saling tolong menolong, lagian Sania juga udah baik sama saya. Makasih sebelumnya, tapi saya harus pulang, takut dicariin mamah, biar nanti saja saya solat Asharnya di rumah" jawab Fauzi sopan.
"Ya sudah kalau begitu makasih ya Fauzi" kata Mamanya Sania.
"Iya Bu, saya pulang dulu ya Assalamu'alaikum" Kata Fauzi sambil mengiring sepedanya.
"Wa'alaikumsalam" jawab Sarah dan Mamanya.
"Fauzi" Sania memanggil Fauzi, dari belakang Fauzi pun menoleh.
"hati-hati di jalan" kata Sania tersenyum manis. Fauzi mengangguk, sambal tersenyum pada Sania. Mamanya hanya tersenyum melihat anaknya.
Di rumah Rangga
Jam menunjukan pukul tujuh malam, waktu nya bagi keluarga Rangga untuk makan malam. Rangga termasuk keluarga kaya. Namun dia tidak pernah menyombongkan kekayaan nya. Dia selalu bersikap sama seperti anak-anak lainnya. Rangga masih memiliki orangtua yang lengkap dan seorang kakak laki-laki yang selalu menjadi teman bertengkarnya. Mereka sama-sama tidak mau kalah jika sedang bertengkar. Sehingga membuat mamahnya pusing 7 keliling, melihat tingkah dua orang putranya itu.
"Rangga kamu kenapa? Kok makanannya ga di makan, Cuma diaduk aduk aja" Tanya Mamahnya Rangga penasaran.