"Hanya sebungkus," rengekku. "Masa kau murka padaku hanya karena sebungkus cemilan kulit ikan mas. Aku lapar sekali saat tengah malam. kemarin. Sedangkan kau entah di mana. Jadi, aku tak sempat meminta terlebih dahulu."
"Kau berbohong padaku. Padahal aku sangat menyukai cemilan itu. Ranko membelikannya khusus untukku di Sukabumi. Kau malah habiskan semua," isak Tama. Kedua matanya berlinang.
"Aku hanya makan sebungkus..."
Tama mendelik marah. Ia mendengus keras.
"Kuganti sebungkus, ya? Aku akan memesan cemilan itu dari toko online," bujukku.
Tama membisu.
"Tiga bungkus."
Kumis Tama sedikit bergetar. Tapi, ia tetap membisu.
"Lima bungkus."
"Sepuluh bungkus."
"Ah, ini perampokan," keluhku. "Aku kan hanya makan sebungkus, tapi harus ganti 10 bungkus."