Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Ujang Tuna

23 Juni 2024   21:53 Diperbarui: 23 Juni 2024   22:29 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Neng Evie, wajahmu semerah stroberi. Kita istirahat dulu di pos ronda yang kosong itu," ajak Ujang Tuna. Ia tampak cemas dengan stamina tubuhku yang lemah.


Aku menggelengkan kepala. "Aku masih kuat." Bahkan, aku menolak uluran tangan Ujang Tuna. Aku tak mau dinilai sebagai gadis kota yang lemah tak berdaya.


Ujang Tuna mendesah. Ia mulai memahami keluhan Mama mengenai kekeraskepalaanku. Tapi aku tak bisa berpura-pura menjadi pribadi yang lain hanya untuk meraih cinta.


Walaupun lelah menaiki lereng, pengorbananku tak sia-sia. Aku membentangkan kedua tanganku untuk menikmati angin yang bertiup sepoi-sepoi. Hamparan ladang jagung begitu indah. Di mana-mana tampak buah jagung dengan untaian rambut jagung yang kecokelatan. Ujang Tuna pun tersenyum simpul melihat tingkahku.


"Neng Evie, kita kan sudah saling mengenal. Bagaimana pendapatmu tentang perjodohan kita?"


Aku menoleh pada Ujang Tuna dengan canggung, "Kita baru bertemu 2 kali."


"Itu sudah cukup untuk memantapkan hatiku. Tidakkah kau merasakan hal yang sama denganku?"


Aku terbelalak. Ke mana Ujang Tuna yang polos? Ia tampak begitu percaya diri ketika mengutarakan perasaan cintanya padaku.


"Neng Evie, aku berjanji akan membahagiakan dirimu. Kau tak akan menyesal memilih diriku," ujar Ujang Tuna sembari menggenggam kedua tanganku.


"A...aku tak tahu harus berkata apa. Hubungan kita terlampau cepat."

Ujang Tuna menatapku dengan pandangan janggal. Ia pun mengajakku menyusuri jalan setapak di antara ladang jagung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun