Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Kisah Kearifan Nyata, Bu Zahra dan Si Ayam Merah

12 Juni 2024   07:27 Diperbarui: 12 Juni 2024   07:44 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

Dengan tertawa penuh kemenangan, Bu Zahra mengangkat tangan kanannya yang berhasil menangkap telur ayam tepat pada waktunya. Ekspresi wajahnya persis penjaga gawang yang berhasil menangkap bola lawan. "Alhamdulillah, Allah Swt memberi nikmat telur melalui ayam merah ini. Begitu baiknya ayam merah ini."

Kelompok KKN pun bernapas lega. Ternyata Bu Zahra menunggu ayamnya bertelur. Jadi, untuk apa cucuran keringat dingin mereka ini? Adrenalin mereka sempat melonjak dan sekarang turun lagi ke titik nol.

"Tadi Ibu sempat khawatir. Bagaimana jika ayam merah ini tak mau bertelur? Sudah 3 hari ia enggan bertelur. Padahal Ibu ingin sekali makan dadar telur bertaburkan cabai rawit."

Ima pun merangkul janda bergamis merah muda ini dengan penuh kasih sayang. "Ibu tinggal bilang ke kami saja jika mau telur. Ibu sudah menjamu kami sarapan yang enak."

Bu Zahra menggelengkan kepala. "Ibu tak mau berhutang. Kalian kan sudah membantu Ibu. Dan Ibu sudah membayarnya dengan sarapan. Jika Ibu meminta telur pada kalian, berarti Ibu berutang. Lagipula Ibu sudah cukup mendapat telur dari ayam Ibu."

"Memangnya ayam Ibu yang hebat itu berapa kali bertelurnya dalam sehari?" Sindir Sandy yang memiliki dendam kesumat pribadi pada si ayam merah. Seolah-olah mengetahui aura pembunuhan yang mengintai dirinya, si ayam merah berkotek gaduh dan mengepak-ngepakkan sayapnya dengan ganas. Kemudian, ia melepaskan diri dari pelukan Bu Zahra dan kabur secepat kilat ke dalam rumah.

Bu Zahra berpaling pada Sandy yang tampak memilukan. "Sandy mandi di rumah Ibu, ya? Ibu ada t-shirt bersih yang baru Ibu jahit. Sebagai tanda maaf, t-shirt baru itu untuk Sandy saja."

"Baiklah, Bu," seru Sandy antusias. Ia memang sudah merasa tak nyaman dengan dirinya yang bau pup ayam. Ia pun menoleh pada teman-teman kelompok KKN-nya. "Kalian tunggu aku sebentar, ya?"

Lima belas menit kemudian, Sandy sudah harum dan rapi kembali. Dengan bangga, ia memamerkan t-shirt barunya yang bermotif tabrak warna. "Wah, Bu Zahra. Selera Ibu boleh juga. Keren tshirt-nya. Benar Ibu menjahit sendiri t-shirt ini?"

Bu Zahra tertawa kecil. "Alhamdulillah, Sandy suka t-shirt buatan Ibu."

"Aku bayar saja ya t-shirt ini. Seharusnya, Ibu menjual t-shirt ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun