"Aku ... kau tak mengenali suaraku? Ck, aku sungguh kecewa."
"Vi-Vina." Orang itu tertawa seakan mengejek, tangannya dengan perlahan membuka topeng di wajah. Aku menutup mulutku karena terkejut, tak percaya dengan apa yang kulihat. Benar saja, dia adalah Vina.
"Kau ...."
"Ya, aku adalah orang yang akan membersihkan dunia ini dari orang-orang munafik seperti kalian. Aku sudah memulainya dari Monic dan Kesi ... dia hanya menunggu waktu agar racun itu tersebar ke seluruh tubuhnya."
"Mengapa? Mengapa kau lakukan itu?" teriakku.
"Lihatlah gadis di sampingmu itu!" Sontak saja aku menoleh ke samping, di sana Tasya hanya terdiam sambil menunduk.
"Gadis malang itu begitu ketakutan setiap harinya."
"Tasya," panggilku lirih.
"Akh ...," jerit Kesi yang mulai kesakitan.
"Tidak! Kesi!" Aku berlari menghampiri Kesi yang tengah menjerit kesakitan.
"Vina, hentikan!" teriak Tasya.