Jadi, disinilah kiranya agar jangan pernah melakukan hal-hal yang malah menyesatkan diri untuk jauh dari rasa bersyukur kepada Tuhan. Terlebih bersekutu dengan Jin dan setan. Naudzubillah min dzalik.
***
Tak terasa waktu sudah menjelang sore, saya melihat jam ditangan bahwa waktu sudah menunjukan hampir pukul 15, saya juga sudah selesai mendapat informasi yang ingin saya gali, dan tiba waktunya untuk pulang.
Saya akhirnya pamit kepada Mbah Renggo dan beberapa warga, tapi sejurus hendak pergi melangkah pulang, saya agak sedikit terhenti dan duduk lagi sejenak.
Jujur saya masih bergidik dengan detil cerita tentang Nyai Puri yang diceritakan Mbah Renggo dan warga, sehingga membuat pikiran saya jadi tersugesti rasa kengerian, karena saya pasti harus melintasi jembatan Puri.
Haduh, bagaimana ini, apa saya minta tolong ditemani dulu ya sampai seberang jembatan, baru saja saya akan beranjak ternyata dihadapan saya sudah ada Mbah Renggo, cukup terkejut saya dibuatnya karena muncul tiba-tiba.
"Kamu pasti memikirkan cerita tadi kan", tanya Mbah Renggo kepada saya.
"Iya, Mbah" jawab saya.
Ya sudah, kamu saya temani saja sampai daerah desa Pareng sana", tutur Mbah Renggo.
Nggak apa-apa kah ini Mbah, kan desa Pareng jauh dari sini Mbah, terus bagaimana nanti pulangnya Mbah", tanya saya lagi.
Saya nanti akan bermalam dulu di desa Pareng, kebetulan juga ada muridku di sana", jawab Mbah Renggo sekaligus melegakan saya.