Sayangnya, kecantikan luar Puri tidak sejalan dengan perilaku dan kepribadiannya sehari-hari. Meski sudah jadi Kades, Puri justru jadi lebih berani menggoda para lelaki yang terpikat olehnya.
Hal inilah yang membuat para kaum hawa, yaitu para kaum istri dan wanita lajang yang tinggal di sekitar desa Manggah jadi cemburu dan iri hati, serta jadi semakin sangat membenci Puri, karena telah merusak rumah tangga mereka yang sudah berkeluarga dan merebut hati para pria lajang desa.
Tapi hal ini tak dipedulikan oleh Puri, dia tetap saja berperilaku buruk, demi hasrat tetap bisa mengeruk harta pria yang tergoda olehnya, termasuk agar dapat terus dihormati dan berkuasa, Puri terus menggoda para pria di desa Manggah, bahkan tak segan menjadikan para pria yang ditaklukannya menemani tidurnya.
Sadar jadi magnet yang memikat para pria di desanya, dan menyadari bahwa kecantikan fisiknya tidak mungkin bertahan selamanya, dengan alasan kalau sewaktu-waktu kaum pria di desa tidak akan lagi menyukai kecantikan paras dan kemolekan tubuhnya.
Puri kemudian memutuskan untuk menggunakan susuk pelet hitam (benda berilmu gaib), demi untuk mempertahankan kecantikannya dan kemolekan tubuhnya.
Susuk pelet hitam tersebut diperoleh dari kakeknya, Mbah Jantur Reksapati, yang ternyata juga merupakan kakak kandung Mbah Renggo Balapati, artinya juga Puri ternyata masih ada hubungan cucu dengan Mbah Renggo.
Setelah memakai berbagai susuk pelet hitam dibeberapa bagian tubuhnya, maka kecantikan dan kemolekan tubuh yang dimiliki Puri memang tetap bisa bertahan.
Kendati begitu, usia dan kesehatan bukan dia yang menentukan, karena pada tahun 2015, secara tiba-tiba Puri akhirnya jatuh sakit, bahkan pada perkembangannya sakitnya semakin parah, badannya semakin kurus dan berjalanpun harus di bantu dengan tongkat.
Dari diagnosis dokter yang sedang bertugas di desa, ternyata diduga kuat, Puri sedang menderita penyakit kanker ganas yang menggerogoti tubuhnya dari dalam, dan menyarankan agar Puri dirujuk ke rumah sakit.
Akan tetapi Puri menolaknya, dia menganggap itu hanya penyakit biasa yang nantinya bisa sembuh juga dengan sendirinya.
Sebenarnya juga Mbah Renggo pernah mengingatkan Kakaknya, yaitu Mbah Jantur, untuk menghentikan segala laku ritual pesugihan dan penggunaan susuk pada tubuh Puri.