Mbah Renggo dan beberapa warga sempat melihat Puri berjalan hingga jembatan desa, dan mengingatkan untuk mencegah rencananya untuk bunuh diri, tapi tidak digubris oleh Puri.
Sesaat Puri hendak terjun, terjadi peristiwa aneh, tiba-tiba tubuh kurus nyaris membusuk Puri bergetar hebat, seperti ada yang ingin berontak keluar dari tubuhnya, Puri melolong kesakitan sambil memegang kepalanya.
Lalu tiba-tiba, Blarrr, kepala Puri meledak, suaranya cukup keras untuk ukuran pendengaran normal manusia, sehingga warga sampai ada yang terpelanting saking terkejutnya mendengar suara ledakan dan melihat meledaknya kepala Puri.
Puri akhirnya meregang nyawa dengan amat tragis, Mbah Renggo yang tak tega melihat peristiwa yang terjadi pada cucunya tersebut, segera menindak lanjutinya dan memohon kepada warga agar rela dan ikhlas hati membantunya menangani jenazah Puri, akhirnya warga desa bersedia membantu.
Setelah selesai prosesi perawatan jenazah, terjadi perdebatan, karena hampir semua warga desa menolak jenazah Puri dimakamkan di kompleks pemakaman desa.
Sehingga Mbah Renggo akhirnya memutuskan, untuk memakamkan Puri di sebuah kebun milik Renggo yang tempatnya terpencil di seberang sungai desa.
Saat prosesi menandu jenazah, jelang menyeberangi jembatan terjadi peristiwa mistis, bahkan warga yang mengusung tandu sampai ketakutan, jenazah Puri yang tanpa kepala tersebut tiba-tiba bergetar hebat, lalu terbangun dengan sendirinya.
Mengetahui adanya kejadian ini, warga semakin panik, tapi Mbah Renggo terus berupaya menenangkan warga, sambil membaca mantra-mantra, akhirnya jenazah Puri terbaring kembali, tapi jenazah Puri tetap bergetar hebat.
Sejurus kemudian Mbah Renggo meminta warga yang menandu jenazah agar segera bergegas menandu jenazah sampai ke kebun milik Renggo.
Namun keadaan semakin menegangkan ketika rombongan penandu jenazah Puri sampai di pertengahan jembatan, tepat di mana Puri meregang nyawa, tiba-tiba jenazah Puri melenting cukup tinggi ke udara, lalu jatuh dengan deras terjun ke sungai kemudian hilang ditelan air sungai yang tiba-tiba berpusar menenggelamkan jenazah Puri.
Rombongan warga desa yang menandu Jenazah, langsung ketakutan, bubar berhamburan, dan lari terbirit-birit kembali ke rumah masing-masing.