Sebelum Sosialisasi
Siswa memiliki pemahaman yang cukup sempit tentang bullying. Mereka mungkin hanya memahami bullying sebagai tindakan yang dilakukan secara fisik dan mungkin tidak terlalu memperhatikan bentuk lainnya, seperti bullying emosional atau sosial. Dalam beberapa kasus, siswa yang melakukan bullying mungkin tidak menganggap perbuatannya sebagai masalah serius.
Setelah Sosialisasi
Dengan sosialisasi yang mendalam mengenai berbagai bentuk bullying, siswa mulai memahami bahwa bullying bukan hanya perbuatan fisik, tetapi juga dapat terjadi secara verbal, emosional, dan digital. Mereka menyadari bahwa menyebarkan gosip, mengucilkan teman, dan mengejek secara terus-menerus adalah contoh bullying yang juga merugikan korban.
Pemahaman tentang Dampak Bullying
Sebelum sosialisasi, banyak siswa yang tidak sepenuhnya menyadari betapa dalamnya dampak psikologis dan emosional dari bullying. Mereka mungkin menganggap bahwa korban bullying hanya merasa sedih sementara dan tidak memikirkan dampak jangka panjang seperti rasa takut, cemas, depresi, bahkan trauma yang dapat mengganggu kehidupan dan perkembangan mereka.
Sebelum Sosialisasi
Banyak siswa yang tidak terlalu peduli dengan dampak psikologis dari bullying. Misalnya, jika teman mereka dibuli, mereka mungkin hanya berpikir bahwa itu adalah bagian dari pergaulan atau candaan yang berlebihan tanpa memikirkan akibatnya bagi korban.
Setelah Sosialisasi
Melalui sosialisasi yang lebih mendalam, siswa mulai menyadari bahwa bullying dapat menghancurkan rasa percaya diri korban, bahkan berujung pada masalah mental yang serius, seperti depresi atau ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan teman-teman mereka. Hal ini menumbuhkan rasa empati terhadap sesama siswa dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mencegah bullying.
Pemahaman tentang Solusi dan Pencegahan Bullying