Mohon tunggu...
SHAFA QAULAN
SHAFA QAULAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

pendidikan karakter anti bullying sekolah dasar

18 Desember 2024   16:47 Diperbarui: 18 Desember 2024   16:46 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

EDUKASI PENTINGNYA PENGEMBANGAN KARAKTER ANTI BULLYING DALAM PROSES PENDIDIKAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT GUNA MENUMBUHKAN KESADARAN PESERTA DIDIK TENTANG PENTINGNYA KARAKTER YANG POSITIF

Diajeng Yanis Trisnawati, Fathy Zeida, Revalina Echa Paramitha, Revalina Putri Cahyaningrum, Shafa Qaulan Sadidan, Vanessa Agustin Diani, Wening Danah Shakanthi, & Sri Untari

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang

Email: shafa.qaulan2407416@students.um.ac.id

ABSTRAK: Sosialisasi edukasi pengembangan karakter pada peserta didik di SDN Dadaprejo 2 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai bahaya bullying dan pentingnya karakter yang positif. Kegiatan ini melibatkan metode ceramah dan diskusi interaktif, di mana siswa diajarkan tentang definisi, jenis, dan dampak bullying serta langkah-langkah pencegahannya. Melalui sosialisasi ini, diharapkan siswa dapat menginternalisasi nilai-nilai anti-bullying dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan pemahaman siswa terhadap isu bullying dan penguatan karakter yang berorientasi pada kepedulian sosial.

Kata Kunci: Edukasi, Anti-Bullying, Pengembangan Karakter

ABSTRACT: The socialization of character development education for students at SDN Dadaprejo 2 aims to raise awareness among students about the dangers of bullying and the importance of positive character traits. This activity involves lecture methods and interactive discussions, where students are taught about the definitions, types, and impacts of bullying, as well as prevention measures. Through this socialization, it is hoped that students can internalize anti-bullying values and apply them in their daily lives, thereby creating a safe and comfortable school environment. The results of this activity indicate an increased understanding among students regarding bullying issues and the strengthening of character focused on social concern.

Keywords: Education, Anti-Bullying, Character Development

PENDAHULUAN

Perundungan (bullying) merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi kesehatan mental, emosional, serta perkembangan sosial peserta didik di lingkungan sekolah. Perundungan tidak hanya terjadi dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam bentuk verbal maupun psikologis, yang dampaknya dapat berlangsung lama dan menimbulkan trauma pada korban. Berdasarkan observasi dan data yang ada, perundungan di lingkungan sekolah masih sering dijumpai, meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan untuk menanggulanginya. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran tentang pentingnya membangun karakter peserta didik yang mengedepankan nilai-nilai empati, saling menghormati, dan toleransi masih perlu diperkuat.

Bullying merupakan fenomena yang tersebar luas dan sering terjadi, termasuk di tingkat Sekolah Dasar. Meskipun fenomena bullying di sekolah sudah lama dikenal, perhatian dan penanganan serius terhadap masalah ini masih belum memadai. Pentingnya menangani tindakan bullying tidak terbatas hanya pada pelaku, tetapi pada korban juga, yang mana adalah tugas bersama dari semua pihak. Sekolah memiliki peran krusial dalam menangani masalah ini karena banyak insiden bullying terjadi dalam lingkungan sekolah. Permasalahan bullying pada sekolah perlu diatasi dengan serius karena dapat menghambat perkembangan anak (Perdamaian, et al., 2023).

SDN Dadaprejo 2 Kota Batu sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam pembentukan karakter peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan sosial. Salah satu aspek penting dalam pembentukan karakter ini adalah edukasi mengenai anti bullying, yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk perundungan.

Pendidikan karakter anti bullying di SDN Dadaprejo 2 Kota Batu dilaksanakan sebagai langkah preventif untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman pada peserta didik mengenai dampak buruk perundungan serta pentingnya saling menghargai dan peduli terhadap teman-temannya. Selain itu, edukasi ini juga diharapkan dapat memberikan keterampilan kepada siswa untuk mengenali, mengatasi, dan mencegah tindakan perundungan, baik sebagai korban, saksi, maupun pelaku.

Manfaat pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini sebagai berikut: (1) Bagi peserta didik: Mengetahui bagaimana pemahaman dan kesadaran peserta didik mengenai perilaku bullying (2) Bagi tenaga didik: Mengetahui bagaimana peran guru dalam pendampingan peserta didik untuk mencegah bullying (3) Bagi orang tua: Mengetahui bagaimana peran orang tua dalam pendampingan peserta didik untuk mencegah bulllying

METODE

Metode pelaksanaan edukasi pengembangan karakter peserta didik anti bullying di SDN Dadaprejo 2 menggunakan pendekatan sosialisasi dan power point bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman peserta didik tentang bullying di lingkungan sekolah. Kegiatan tersebut meliputi: Penyampaian materi yang di tampilkan melalui power point yang membahas tentang dampak negatif dari bullying. Memberikan kuis terhadap adik-adik dengan menanyakan kembali materi apa saja yang telah disampaikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada anak. Dari penyampaian materi mengenai edukasi bullying diharapkan dapat memberikan pembelajaran bagi anak agar dapat menjadi sarana mencegah kekerasan, mencegah anak melakukan aktivitas yang tidak benar dan belum waktunya. Berdasarkah hasil penelitian yang dilakukan oleh Firdaus 2019 merekomendasikan 3 hal seperti yang salah satunya dilakukan pada kegiatan ini, rekomendasi tersebut adalah: 1) Mengenalkan program anti-bullying kepada siswa untuk mendapatkan wawasan tentang perilaku bullying. 2) Sekolah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan kepribadian dan sosial siswa sekolah dasar. 3) Adanya komunikasi yang luas antara sekolah, guru dan orang tua tentang perkembangan kepribadian dan sosial siswa sekolah dasar. 

Salah satu cara untuk melakukan pencegahan pada kasus bullying adalah memberikan pemahaman kepada anak tentang kasus bullying tersebut. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Piskin (2019) bahwa salah satu rekomendasi untuk pencegahan bullying adalah siswa atau anak harus memahami kasus bullying, menghadapi bila mendapatkan kasus tersebut, serta mencegah anak yang akan melakukan bullying. Sekolah atau lembaga masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam memberikan pemahaman kepada anak terkait dengan kasus bullying tersebut Tujuan Kegiatan ini meliputi; meningkatkan kesadaran siswa mengenai pentingnya pengembangan karakter yang positif, memberikan pemahaman tentang bullying dan dampaknya pada korban mengajarkan cara-cara pencegahan dan penanganan bullying, membangun karakter siswa agar saling menghargai, menghormati, dan peduli satu sama lain. 

Kegiatan sosialisasi edukasi pengembangan karakter anti-bullying di SDN Dadaprejo 2 dimulai dengan persiapan yang matang, termasuk pembuatan materi presentasi dalam bentuk PowerPoint yang mencakup definisi dan jenis-jenis bullying, dampak negatifnya, serta cara mengenali dan mengatasi bullying. Pemilihan waktu dan tempat yang tepat juga dilakukan untuk memastikan kenyamanan siswa selama sosialisasi. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan pembukaan yang menjelaskan pentingnya isu bullying dan pengembangan karakter siswa. Materi disampaikan melalui presentasi interaktif selama 20-30 menit, di mana setiap slide dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami dan dilengkapi dengan gambar atau video. Sesi diskusi dan refleksi berlangsung setelah penyampaian materi, memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbagi pengalaman dan pandangan mereka tentang bullying. Kegiatan ditutup dengan ajakan kepada siswa untuk menerapkan nilai-nilai anti-bullying dalam kehidupan sehari-hari serta pesan positif untuk menciptakan lingkungan yang lebih peduli. Metode evaluasi dilakukan melalui observasi partisipasi siswa selama kegiatan dan kuis singkat untuk mengukur pemahaman mereka tentang materi. Diharapkan, kegiatan ini dapat membentuk karakter siswa agar lebih peduli terhadap sesama, mengurangi tindakan bullying, dan menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan positif di SDN Dadaprejo 2. 

HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Pemahaman Peserta Didik Mengenai Bullying

  2. Definisi Bullying yang Lebih Mendalam

Pada awalnya, sebagian besar siswa di SDN Dadaprejo 2 hanya memahami bullying dari pengamatan langsung dan pengalaman yang terbatas. Beberapa siswa mungkin hanya mengetahui bahwa bullying adalah tindakan fisik seperti memukul, menendang, atau mencubit, namun tidak memahami bahwa bullying bisa berwujud dalam bentuk verbal (kata-kata kasar), pengucilan sosial (dijauhi oleh teman-teman), dan cyberbullying (perundungan di media sosial).

  1. Sebelum Sosialisasi

Siswa memiliki pemahaman yang cukup sempit tentang bullying. Mereka mungkin hanya memahami bullying sebagai tindakan yang dilakukan secara fisik dan mungkin tidak terlalu memperhatikan bentuk lainnya, seperti bullying emosional atau sosial. Dalam beberapa kasus, siswa yang melakukan bullying mungkin tidak menganggap perbuatannya sebagai masalah serius.

  1. Setelah Sosialisasi

Dengan sosialisasi yang mendalam mengenai berbagai bentuk bullying, siswa mulai memahami bahwa bullying bukan hanya perbuatan fisik, tetapi juga dapat terjadi secara verbal, emosional, dan digital. Mereka menyadari bahwa menyebarkan gosip, mengucilkan teman, dan mengejek secara terus-menerus adalah contoh bullying yang juga merugikan korban.

  1. Pemahaman tentang Dampak Bullying

Sebelum sosialisasi, banyak siswa yang tidak sepenuhnya menyadari betapa dalamnya dampak psikologis dan emosional dari bullying. Mereka mungkin menganggap bahwa korban bullying hanya merasa sedih sementara dan tidak memikirkan dampak jangka panjang seperti rasa takut, cemas, depresi, bahkan trauma yang dapat mengganggu kehidupan dan perkembangan mereka.

  1. Sebelum Sosialisasi

Banyak siswa yang tidak terlalu peduli dengan dampak psikologis dari bullying. Misalnya, jika teman mereka dibuli, mereka mungkin hanya berpikir bahwa itu adalah bagian dari pergaulan atau candaan yang berlebihan tanpa memikirkan akibatnya bagi korban.

  1. Setelah Sosialisasi

Melalui sosialisasi yang lebih mendalam, siswa mulai menyadari bahwa bullying dapat menghancurkan rasa percaya diri korban, bahkan berujung pada masalah mental yang serius, seperti depresi atau ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan teman-teman mereka. Hal ini menumbuhkan rasa empati terhadap sesama siswa dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mencegah bullying.

  1. Pemahaman tentang Solusi dan Pencegahan Bullying

Sebelum sosialisasi, siswa mungkin tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi atau menghentikan bullying. Mereka mungkin merasa takut untuk melaporkan bullying, khawatir bahwa mereka akan menjadi sasaran berikutnya. Sebagian siswa mungkin tidak tahu kepada siapa mereka bisa mencari pertolongan.

  1. Sebelum Sosialisasi

Banyak siswa merasa tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan bullying. Mereka mungkin merasa tidak berdaya jika melihat teman mereka dibuli dan tidak tahu harus berbuat apa.

  1. Setelah Sosialisasi

Setelah mendapat edukasi, siswa mulai memahami bahwa mereka memiliki peran yang penting dalam menghentikan bullying. Mereka diajarkan bahwa melaporkan kejadian bullying kepada guru atau konselor sekolah adalah hal yang benar dan membantu korban. Siswa juga mengetahui bahwa berbicara dengan korban dan memberikan dukungan moral adalah cara yang efektif untuk membantu teman yang dibuli.

  1. Kesadaran Peserta Didik Mengenai Perilaku Bullying

  1. Kesadaran tentang Peran Teman Sejawat

Setelah sosialisasi, sebagian besar peserta didik di SDN Dadaprejo 2 mulai menyadari bahwa semua siswa (bukan hanya pelaku atau korban) memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang bebas bullying. Mereka memahami bahwa mereka bisa menjadi saksi yang membantu menghentikan bullying, atau bahkan mencegah bullying dengan menjadi teman yang lebih baik dan lebih peduli.

  1. Sebelum Sosialisasi

Banyak siswa yang hanya fokus pada peran korban dan pelaku dalam situasi bullying. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa sebagai teman sekelas atau saksi, mereka bisa memiliki pengaruh yang besar dalam mengatasi bullying.

  1. Setelah Sosialisasi

Melalui edukasi, siswa kini lebih sadar bahwa mereka memiliki tanggung jawab sosial untuk membantu menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif. Mereka memahami bahwa menjadi saksi aktif dalam mengatasi bullying dengan mendukung korban atau melaporkan kejadian bullying adalah hal yang sangat penting.

  1. Kesadaran tentang Mencegah dan Menghentikan Bullying

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bullying dan dampaknya, siswa mulai memahami bahwa bullying harus dicegah sejak dini dan bisa dihentikan dengan cara yang positif. Mereka menjadi lebih sadar bahwa setiap siswa memiliki kemampuan untuk mengubah situasi dan menciptakan lingkungan yang lebih baik.

  1. Sebelum Sosialisasi

Sebagian besar siswa tidak merasa terlibat dalam proses pencegahan bullying dan cenderung berpikir bahwa bullying hanya bisa dihentikan oleh guru atau orang dewasa lainnya.

  1. Setelah Sosialisasi

Peserta didik lebih percaya diri untuk terlibat aktif dalam menghentikan perilaku bullying, baik melalui komunikasi langsung dengan teman mereka atau dengan melaporkan kejadian bullying kepada pihak sekolah. Mereka juga lebih siap untuk mencegah bullying dengan menunjukkan perilaku yang positif, seperti menghargai perbedaan, menghindari kata-kata kasar, dan menunjukkan empati kepada teman yang merasa tersisih.

  1. Dampak Sosialisasi terhadap Perubahan Pemahaman dan Kesadaran

Setelah dilakukan sosialisasi dengan menggunakan media pembelajaran PowerPoint (PPT) dan metode lainnya seperti diskusi dan role-playing, ada beberapa perubahan positif dalam pemahaman dan kesadaran siswa tentang bullying di SDN Dadaprejo 2, antara lain:

  1. Meningkatnya Pemahaman tentang Bullying

Sebelum sosialisasi, banyak siswa yang hanya mengenal bullying secara terbatas. Setelah sosialisasi, mereka memiliki pemahaman yang lebih luas tentang berbagai jenis bullying dan dampak jangka panjangnya.

  1. Meningkatnya Kesadaran untuk Mencegah dan Menghentikan Bullying

Siswa sekarang lebih sadar bahwa mereka memiliki peran aktif dalam mengatasi bullying. Mereka tidak hanya tahu tentang bagaimana bullying terjadi, tetapi juga tahu apa yang harus dilakukan untuk menghentikan dan mencegahnya.

  1. Peningkatan Empati dan Kepedulian Sosial

Melalui materi sosialisasi yang mengedepankan nilai-nilai empati dan saling menghargai, siswa menjadi lebih peduli terhadap perasaan teman-teman mereka, khususnya mereka yang menjadi korban bullying.

  1. Rekomendasi untuk Meningkatkan Kesadaran dan Pemahaman Lebih Lanjut

Untuk memastikan bahwa pemahaman dan kesadaran siswa tentang bullying terus berkembang, beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:

  1. Pelatihan dan Diskusi Berkala

Mengadakan sesi edukasi lanjutan atau pelatihan anti-bullying secara rutin untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menangani bullying.

  1. Penguatan Nilai-Nilai Positif

Menerapkan program yang mengedepankan nilai-nilai empati, saling menghargai, dan menghormati perbedaan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

  1. Pemberdayaan Saksi Bullying

Mendorong siswa untuk menjadi saksi aktif yang peduli terhadap perundungan yang terjadi di sekitar mereka, dengan cara mendukung korban dan melaporkan kejadian bullying dengan aman.

Secara keseluruhan, dengan adanya sosialisasi edukasi ini, pemahaman dan kesadaran peserta didik di SDN Dadaprejo 2 mengenai perilaku bullying mengalami peningkatan signifikan. Mereka kini lebih siap untuk berperan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari perundungan.

  1. Peran Guru dalam Mencegah Bullying di SDN Dadaprejo 2

  1. Sebagai Pendidik dan Pengarah Karakter

Guru memiliki tanggung jawab utama dalam mendidik dan membentuk karakter siswa. Salah satu aspek penting dalam pendidikan karakter adalah mencegah perilaku bullying dan membentuk perilaku siswa agar lebih positif. Dari segi psikologis, membesarkan anak di sekolah dasar merupakan bagian penting dalam mengoptimalkan perkembangan fisik dan mentalnya. , dapat dikatakan memiliki pemenuhan dasar yang lebih komprehensif pada aspek psikomotor. (Meilani et al., 2021, hal. 284). Guru dapat mengajarkan siswa untuk menghargai perbedaan, berempati, dan menjaga sikap sopan santun dalam interaksi sehari-hari.

  1. Mengajarkan tentang Perilaku Positif dan Empati

Guru perlu mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, penghargaan terhadap sesama, dan kepedulian terhadap teman-teman yang mungkin merasa terisolasi. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan cerita moral, diskusi kelas, atau aktivitas kelompok yang menekankan pentingnya menjaga perasaan orang lain dan menghindari perilaku yang dapat menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun verbal.

  1. Penerapan Pembelajaran Sosial-Emosional

Pembelajaran sosial-emosional (Social-Emotional Learning/SEL) merupakan pendekatan yang bisa diajarkan untuk membangun keterampilan dalam mengelola emosi, berinteraksi secara positif, dan memecahkan masalah. Guru harus memasukkan pembelajaran ini dalam rutinitas harian sehingga siswa dapat belajar bagaimana berperilaku secara bijaksana, memahami perasaan orang lain, dan merespons dengan cara yang tidak menyakiti.

  1. Sebagai Pengawas dan Detektor Awal

Guru juga berperan sebagai detektor awal yang dapat mendeteksi adanya perilaku bullying di lingkungan sekolah. Mereka harus mengamati interaksi sosial siswa dengan cermat, baik di dalam maupun di luar kelas.

  1. Mengenali Tanda-Tanda Bullying

Guru perlu peka terhadap perubahan perilaku siswa yang menjadi korban bullying, seperti siswa yang lebih sering tampak menarik diri, murung, atau menunjukkan gejala fisik seperti sakit kepala dan perut. Di sisi lain, guru juga harus mengawasi siswa yang melakukan bullying dan mencari tahu penyebab serta cara menangani perilaku mereka.

  1. Pendekatan Proaktif dan Responsif

Guru yang aktif mengamati dan mengenali tanda-tanda bullying dapat segera menanggapi masalah ini. Mereka bisa berbicara dengan siswa yang terlibat, baik korban maupun pelaku, untuk mencari solusi bersama. Dengan cara ini, bullying bisa dihentikan sejak awal sebelum menjadi masalah besar.

  1. Sebagai Mediator dan Penyelesaian Konflik

Guru juga berfungsi sebagai mediator dalam menyelesaikan konflik antara pelaku bullying dan korban. Guru harus mampu menciptakan suasana yang aman untuk berbicara dan memastikan bahwa proses penyelesaian tidak memperburuk keadaan.

  1. Menyelesaikan Konflik dengan Pendekatan Edukatif

Ketika terjadi bullying, guru harus menghindari hukuman yang keras bagi pelaku, tetapi lebih fokus pada pendekatan yang mendidik, seperti diskusi dan bimbingan. Guru perlu membantu pelaku untuk memahami dampak dari perbuatannya dan memberikan mereka kesempatan untuk memperbaiki sikap.

  1. Mendukung Korban Bullying

Guru juga harus memberikan dukungan emosional kepada korban bullying. Ini bisa dilakukan melalui konseling, memberikan perhatian ekstra, dan membangun kembali kepercayaan diri korban. Dengan cara ini, korban merasa dihargai dan dapat melanjutkan proses pemulihan dengan lebih baik.

  1. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Pihak Sekolah

Guru tidak bekerja sendirian dalam mencegah bullying. Mereka harus bekerja sama dengan orang tua dan pihak sekolah lainnya untuk mengatasi masalah ini secara holistik.

  1. Komunikasi Terbuka dengan Orang Tua

Guru perlu membangun komunikasi yang baik dengan orang tua siswa. Jika terjadi indikasi bullying, guru harus segera melibatkan orang tua untuk mendiskusikan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mendukung siswa, baik yang menjadi korban atau pelaku bullying.

  1. Pelatihan dan Sosialisasi Bersama

Guru dapat mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua untuk memberikan informasi tentang cara mencegah bullying, bagaimana mengidentifikasi tanda-tanda bullying, dan bagaimana mendukung anak mereka agar dapat bertindak positif di sekolah. Kolaborasi yang erat antara guru dan orang tua akan memperkuat upaya untuk menciptakan lingkungan yang bebas bullying.

  1. Peran Orang Tua dalam Mencegah Bullying di SDN Dadaprejo 2

  1. Sebagai Pendamping dan Pembimbing di Rumah

Orang tua adalah orang pertama yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan karakter anak. Mereka harus memberikan pendampingan secara emosional agar anak merasa dihargai dan terjaga kesejahteraan psikologisnya. Orang tua mendukung bagaimana orang tua membekali anak-anaknya dengan keterampilan kesadaran diri, keterampilan yang dapat mereka pelajari melalui gaya pengasuhan, dan kesempatan untuk melakukan perbaikan yang pada akhirnya terbukti bermanfaat bagi anak-anak mereka, sehingga pendukung yang paling potensial bagi perkembangan anak (Widhiati et al., 2022, hal. 850).

  1. Membangun Kepercayaan Diri Anak

Orang tua harus membantu anak mereka untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan mengajarkan bahwa setiap individu berhak untuk dihormati. Anak yang memiliki kepercayaan diri yang baik lebih mampu menanggapi situasi bullying dengan cara yang lebih sehat dan tidak merasa terpuruk.

  1. Pendidikan Karakter di Rumah

Orang tua perlu mengajarkan nilai-nilai empati, kebaikan hati, dan rasa hormat terhadap sesama, serta memberikan contoh nyata bagaimana harus berperilaku dengan baik. Mereka juga bisa mendiskusikan dengan anak tentang pentingnya berbuat baik kepada orang lain dan bagaimana cara menghargai perbedaan dalam masyarakat.

  1. Mengawasi Perkembangan Sosial Anak

Orang tua memiliki peran dalam memantau perkembangan sosial anak mereka, termasuk hubungan pertemanan, interaksi dengan teman sebaya, dan cara anak berperilaku di sekolah.

  1. Mengetahui Pergaulan Anak

Orang tua harus tahu siapa saja teman-teman anak mereka dan bagaimana interaksi sosial yang mereka lakukan. Dengan mengetahui lingkungan sosial anak, orang tua dapat mengidentifikasi potensi masalah atau bullying yang mungkin terjadi, baik anak mereka yang menjadi korban atau pelaku.

  1. Membangun Komunikasi Terbuka

Orang tua harus membuka komunikasi yang baik dengan anak agar mereka merasa aman untuk berbicara tentang apa yang terjadi di sekolah, termasuk jika mereka menjadi korban bullying. Komunikasi yang terbuka akan mencegah anak merasa takut atau malu untuk melaporkan bullying yang mungkin mereka alami.

  1. Berkolaborasi dengan Sekolah

Orang tua juga berperan dalam berkolaborasi dengan sekolah untuk mencegah bullying. Kerjasama antara sekolah dan orang tua akan mempercepat pemecahan masalah dan memberikan solusi yang lebih efektif.

  1. Partisipasi dalam Program Anti-Bullying Sekolah

Orang tua dapat berperan aktif dalam mendukung program anti-bullying yang diadakan oleh sekolah, seperti seminar, pelatihan, atau kegiatan kampanye untuk mengedukasi siswa tentang bahaya bullying dan cara mencegahnya.

  1. Mendukung Kebijakan Sekolah

Orang tua perlu mendukung dan memastikan bahwa kebijakan anti-bullying yang diterapkan di sekolah berjalan dengan baik. Ini termasuk mendukung guru dalam penegakan aturan, melaporkan insiden bullying, dan memberikan dukungan kepada anak mereka untuk selalu berperilaku positif di sekolah.

  1. Menumbuhkan Empati dan Kesadaran Sosial

Selain memberikan pendampingan emosional, orang tua harus mengajarkan anak untuk berempati dan memahami perasaan orang lain. Dengan memiliki rasa empati yang tinggi, anak-anak akan lebih sensitif terhadap perasaan teman-teman mereka dan lebih cenderung untuk menghindari perilaku bullying.

  1. Mengajarkan Empati Sejak Dini 

Orang tua dapat mengajarkan anak untuk memahami perasaan orang lain, terutama teman yang mungkin merasa kesepian, terisolasi, atau dirundung. Ini bisa dilakukan melalui diskusi, cerita moral, atau role play yang memperlihatkan bagaimana seharusnya berinteraksi dengan orang lain secara positif.

  1. Menumbuhkan Kesadaran Sosial

Orang tua juga perlu mengajarkan anak tentang tanggung jawab sosial mereka, yaitu bagaimana mereka dapat berperan aktif dalam mencegah bullying dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi semua teman sekelasnya.

Peran guru dan orang tua dalam pendampingan peserta didik untuk mencegah bullying di SDN Dadaprejo 2 sangatlah krusial. Guru berperan sebagai pendidik, pengawas, dan mediator yang dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendidik siswa tentang bahaya bullying serta memberikan solusi. Sementara itu, orang tua berfungsi sebagai pendamping utama yang membimbing anak di rumah, mengawasi perkembangan sosialnya, serta bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mencegah bullying. Kolaborasi yang erat antara guru, orang tua, dan sekolah akan menciptakan lingkungan yang mendukung, aman, dan bebas bullying, yang pada gilirannya akan membentuk karakter peserta didik yang lebih baik dan lebih peduli terhadap sesama.

PENUTUP

Kesimpulan

Sosialisasi dan edukasi mengenai pengembangan karakter anti-bullying di SDN Dadaprejo 2 telah menunjukkan hasil yang positif dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa tentang pentingnya perilaku saling menghormati, peduli, dan bertanggung jawab di lingkungan sekolah. Kegiatan yang dilakukan melibatkan seluruh warga sekolah, baik siswa, guru, serta orang tua, dengan tujuan utama untuk membentuk karakter siswa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berperilaku baik, penuh empati, dan peduli terhadap sesama. Program ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan interaksi sosial yang lebih sehat antar siswa, mengurangi insiden perundungan, serta menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman.

Namun, meskipun sudah ada peningkatan kesadaran tentang bahaya bullying, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana memastikan bahwa semua siswa memahami dengan jelas dan dapat menerapkan nilai-nilai anti-bullying dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar sekolah. Program ini harus terus dilakukan dengan pendekatan yang lebih intensif, berkesinambungan, dan melibatkan berbagai pihak, agar karakter anti-bullying benar-benar menjadi bagian dari budaya sekolah dan tumbuh dalam diri setiap siswa.

Saran

  1. Peningkatan Keterlibatan Orang Tua: Agar program edukasi anti-bullying lebih efektif, perlu adanya keterlibatan orang tua yang lebih aktif dalam mendampingi dan membimbing anak-anaknya. Sosialisasi untuk orang tua bisa dilakukan melalui pertemuan rutin, seminar, atau penyuluhan tentang bahaya bullying dan pentingnya mendidik anak dengan kasih sayang serta menghargai perbedaan.

  2. Peningkatan Metode Pembelajaran Karakter: Pembelajaran tentang karakter anti-bullying tidak hanya dilakukan melalui ceramah atau seminar, tetapi juga melalui kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan siswa secara langsung, seperti drama, permainan, dan diskusi kelompok. Ini akan lebih mudah dipahami dan diinternalisasi oleh siswa.

  3. Penguatan Peran Guru: Guru harus menjadi contoh utama dalam menerapkan nilai-nilai anti-bullying dan memberikan pengawasan serta bimbingan secara konsisten terhadap siswa. Melalui kegiatan kelas yang mendalam, guru dapat memotivasi siswa untuk saling menghargai dan membangun rasa solidaritas yang kuat.

  4. Pemantauan dan Evaluasi Rutin: Untuk mengetahui efektivitas program sosialisasi edukasi anti-bullying, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala. Dengan cara ini, sekolah dapat mengetahui perkembangan siswa dalam memahami dan mempraktikkan nilai-nilai anti-bullying serta mengetahui apakah program tersebut perlu diperbaiki atau diperbaharui.

  5. Menciptakan Suasana Sekolah yang Mendukung: Lingkungan sekolah yang nyaman dan bebas dari segala bentuk bullying harus menjadi prioritas utama. Semua elemen sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, hingga siswa, harus bekerja sama untuk menciptakan suasana yang inklusif dan penuh kasih sayang. Penciptaan kegiatan-kegiatan yang mempererat rasa kebersamaan, seperti kegiatan ekstrakurikuler dan pembelajaran kolaboratif, dapat membantu menciptakan iklim positif di sekolah.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan pengembangan karakter anti-bullying di SDN Dadaprejo 2 dapat lebih optimal, menjadikan sekolah ini sebagai lingkungan yang aman dan menyenangkan bagi seluruh peserta didik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat melaksanakan program Sosialisasi Edukasi Pengembangan Karakter Peserta Didik Anti-Bullying di SDN Dadaprejo 2 dengan baik. Program ini telah dilaksanakan dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran siswa tentang pentingnya menghargai perbedaan dan saling menghormati satu sama lain, serta membentuk karakter yang positif agar terhindar dari perilaku bullying di lingkungan sekolah.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini, antara lain:

  • Dr. Sri Untari, M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila, Universitas Negeri Malang yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan pengetahuan yang sangat berarti dalam proses pembelajaran 

  • Istiyah S.pd, selaku kepala sekolah SDN Dadaprejo 2, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan sosialisasi dan memperoleh pengalaman langsung ke lapangan.

  • Kepada rekan-rekan yang telah bekerja sama saling mendukung serta memberikan ide-ide yang konstruktif dalam menyelesaikan tugas ini.

  • Semua pihak yang telah memberikan dukungan semangat, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Kami berharap bahwa dengan adanya kegiatan sosialisasi edukasi pengembangan karakter ini, kita semua dapat terus menjaga dan mengembangkan suasana yang kondusif, aman, dan penuh kasih sayang di SDN Dadaprejo 2. Semoga nilai-nilai yang telah disampaikan dapat terus berkembang dan menjadi budaya yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

Terima kasih atas kerjasama dan partisipasinya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan keberkahan kepada kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Perdamaian, B. A., Marheni, E., Donie, & Yenes, R. (2023). Bullying memberikan dampak terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 3 Padang Panjang. JOLMA : Universitas PGRI Palembang, 3(1), 1-8.

Rachma, A. W. “Upaya Pencegahan Bullying Di Lingkup Sekolah.” Jurnal Hukum Dan Pembangunan Ekonomi, 2022. https://doi.org/doi.org/10.20961/hpe.v10i2.62837.

Firdaus, FM.(2019) Efforts to Overcome Bullying in Elementary School by Delivering School Programs and Parenting Programs through WholeSchool Approach. DIDAKTIKA. Volume 2, Nomor 2, 49–60, 2019. https://journal.uny.ac.id/index.php/d idaktika

Mertin, Piskin. (2019). School Bullying: Definition, Types, Related Factors, and Strategies to Prevent Bullying Problems. Angkara University.

Meilani, L., Bastulbar, B., & Pratiwi, W. D. (2021). Dampak Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Bagi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha, 11(3), 282–287. https://doi.org/10.23887/jjpbs.v11i3.31476

Widhiati, R. S. A., Malihah, E., & Sardin, S. (2022). Dukungan Sosial dan Strategi Menghadapi Stigma Negatif Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Pendidikan. Jurnal Paedagogy, 9(4), 846. https://doi.org/10.33394/jp.v9i4.5612

Haidam, N. (2018). Pentingnya pemahaman moral terkait perilaku perundungan (bullying) pada anak usia sekolah. Berita Kedokteran Masyarakat, 34(11), 5–4. https://doi.org/10.22146/bkm.40572

Mayasari, A., Hadi, S., & Kuswandi, D. (2019). Tindak Perundungan di Sekolah Dasar dan Upaya Mengatasinya. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 4(3), 399. https://doi.org/10.17977/jptpp.v4i3.12206

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun