Menurut SAK (2022), Laporan keuangan adalah representasi terstruktur mengenai keadaan keuangan dan kinerja suatu entitas. Laporan ini mencakup berbagai elemen, termasuk neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan, serta catatan dan dokumen lainnya yang berfungsi sebagai penjelasan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan laporan keuangan.
    Menurut Syaiful Bahri (2020) Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses pencatatan transaksi keuangan yang berlangsung selama periode tertentu. Dokumen ini disusun untuk mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan oleh pemilik perusahaan.
    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah informasi mengenai kinerja suatu entitas dan keadaan keuangan perusahaan dalam periode tertentu.
3. Fraud Triangle
    Berdasarkan Standar Auditing Standard (SAS) No. 99, yang membahas Pertimbangan Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan, serta penelitian oleh Arens dan rekan-rekannya (2014), konsep Fraud Triangle diperkenalkan sebagai faktor penyebab terjadinya kecurangan. Tindakan kecurangan muncul akibat adanya serangkaian kondisi yang mendukung terjadinya perilaku tersebut, yang dikenal sebagai kondisi penyebab kecurangan. Beberapa penelitian yang memanfaatkan Fraud Triangle untuk mendeteksi dan memprediksi kecurangan antara lain adalah karya Skousen dan rekan-rekannya (2008), Lou dan Wang (2011), Ramamoorti (2008), Dellaportas (2013), Dorminey dan tim (2010), Choo dan Tan (2008), serta Morales dan kolega (2014).
    Konsep ini didasarkan pada penelitian yang menyatakan bahwa penipuan terdiri dari tiga kondisi umum (Cressey, 1953; Dorminey, et al., 2010; Pernyataan Standar Audit (SAS) No. 99; Skousen, et al., 2008; Priantara, 2013).
a) Intensif atau dorongan untuk melakukan perbuatan fraud (pressure)
    Motif munculnya tindakan ini dipicu oleh kebutuhan finansial, gaya hidup, dan tekanan dari pihak lain yang mendorong seseorang untuk melakukan penipuan. Konsep ini dikenal sebagai Perceived Non-Shareable Financial Need. Cressey (1953) mengidentifikasi masalah keuangan yang tidak dapat dibagikan, yang mencakup pelanggaran kewajiban yang melekat pada jabatan yang dipegang, masalah akibat kegagalan pribadi individu yang memiliki posisi tertentu, kegagalan bisnis yang disebabkan oleh faktor eksternal, isolasi fisik akibat masalah pribadi, perilaku buruk yang terkait dengan status, serta hubungan antara atasan dan bawahan.
    Statement of Auditing Standars (SAS) No. 99, menyebutkan terdapat empat jenis kondisi umum terjadi pada tekanan yang dapat mengakibatkan kecurangan yaitu;
- Financial Stability (Stabilitas Keuangan)
- Financial Target (Target Keuangan)
- External Pressure (Tekanan dari Luar)
- Personal Financial Need
b) Peluang atau kesempatan untuk melakukan fraud (opportunity)
    Faktor-faktor yang mendorong munculnya motif peluang antara lain adalah lemahnya sistem pengendalian internal, kepercayaan yang berlebihan terhadap tanggung jawab individu, kurangnya pelatihan dan pengawasan, minimnya konsekuensi bagi pelaku kecurangan, ketidakefektifan program dan kebijakan anti-penipuan, serta lemahnya budaya etika di dalam organisasi.