Teori kepemimpinan yang dianggap efektif/unggul adalah teori kepemimpinan transformasional; suatu pendekatan kepemimpinan dengan melakukan usaha mengubah kesadaran, membangkitkan semangat dan mengilhami bawahan atau anggota organisasi untuk mengeluarkan usaha ekstra dalam mencapai tujuan organisasi, tanpa merasa ditekan atau tertekan.
Seorang pemimpin dikatakan bergaya transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah apa yang biasa dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur, memiliki acuan nilai kebebasan, keadilan dan kesamaan. Pemimpin transformasional akan membuat bawahan melihat bahwa tujuan yang mau dicapai lebih dari sekadar kepentingan pribadinya. Oleh karena itu, dengan mengimplementasikan gaya kepemimpinan transformasional dalam mengelola organisasi yang dipimpinnya, diharapkan seorang pemimpin dapat meningkatkan efektivitas lembaga, organisasi, atau instansinya.
2. Permasalahan
Permasalahan yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini adalah: "Bagaimanakah implementasi kepemimpinan transformasional dalam suatu organisasi sebagai pilihan bagi pemimpin saat ini dan pemimpin masa depan?"
B. Â Â Â Â PEMBAHASAN MASALAH
1. Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan faktor yang sangat strategis dalam sebuah organisasi. Fungsi dan unsur-unsur kepemimpinan harus berjalan dengan baik. "Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain menuju pencapaian beberapa tujuan. Mengarahkan, dalam pengertian ini, berarti menyebabkan individu untuk bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti kursus tertentu. Idealnya, tentu saja ini sangat konsisten dengan faktor-faktor seperti kebijakan yang ditetapkan organisasi, prosedur, dan deskripsi pekerjaan" (Certo & Certo, 2012).
Proses kepemimpinan dalam organisasi terjadi karena adanya unsur pemimpin. Menurut Drukcer (Werang, 2015) bahwa pemimpin adalah individu yang make things happen. Ia adalah "yang membuat sesuatu menjadi sesuatu itu sendiri; membuat organisasi menjadi organisasi yang sungguh-sungguh". Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa ada keterkaitan yang erat antara pemimpin dengan kepemimpinan. Pemimpin adalah individu manusianya, sementara kepemimpinan adalah sifat yang melekat kepadanya sebagai pemimpin.
Robbins (2001) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi kelompok untuk mencapai sasaran. Hal senada disampaikan oleh Rauch & Behling dalam Yukl (2010) bahwa kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut penulis simpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses dimana seorang individu dapat memmengaruhi orang lain atau sekelompok orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Secara teoretis, pernyataan tersebut mudah untuk dimengerti dan dipahami, tetapi dalam realita implementasinya tidaklah semudah yang dibayangkan.
Banyak teori tentang gaya kepemimpinan yang ditawarkan, semua mempunyai kelebihan dan kelemahan, dan tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang paling cocok diterapkan dalam segala situasi dan kondisi; termasuk penerapan gaya kepemimpinan di institusi atau organisai manapun, karena begitu banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan kepemimpinan seseorang. Dalam konteks ini, yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin lembaga atau organisasi adalah mencari, menemukan, memilih, dan mengimplementasikan gaya kepemimpinan tertentu yang dianggap paling sesuai dengan situasi dan kondisi lembaga atau organisasi yang dipimpinnya dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang lain.