***
"Jadi gini Dit." Mawar hendak mulai bercerita, ia merapikan hijabnya lalu menengguk minuman Thai Tea yang tadi sudah ia pesan terlebih dahulu.
"Gimana?" Ucap Dito tak sabaran. Ia sebenarnya malas mendengar cerita mawar, namun melihat wajah Mawar, ia teringat kejadian 1 tahun yang lalu, persis diwaktu mereka sudah semakin dekat. Dito ingat sekali bagaimana kesedihan mawar waktu itu, menceritakan rahasia terbesar didalam hidupnya, yang hanya diketahui oleh Dito.
"Kemarin, Gue memang sedang bosan dirumah. Tugas kuliah bikin kepala gue mau meledak. Jadi gue putuskan untuk refreshing sejenak. Nah, gue ngechat Kahfi, gue ngajak dia buat nonton bareng. Dia bilang lagi ada bimbingan sama dosennya. Jadi, terpaksa gue ke mall sendirian. Gue mau ngajak lo, gue udah nelfon lu berkali-kali tapi gadiangkat, ternyata lo ganti nomor.
Akhirnya gue berangkat sendiri, naik ojek. Sampe di mall, gue langsung ke xxi buat nonton film. Nah entah kenapa tiba-tiba gue ngeliat Kahfi lagi pesen popcorn bareng perempuan."
"Mungkin itu adiknya." Jawab Dito singkat, mukanya tetap datar.
"Nggak dit, gue udah pernah main kerumahnya. Jadi gue tau muka adiknya, tapi pas gue liat yang disebelah Kahfi itu bukan adiknya. Lo tau yang disampingnya siapa?" Ucap mawar sedikit bergetar, Air matanya perlahan menggelinding ke pipinya.
"Siapa?" Jawab Dito tak sabaran.
"Ashila Putri Nebula, Sahabat gue sendiri." Kali ini air mata Mawar sudah deras membasahi wajahnya.
"Gue nggak nyangka Dit, sahabat gue sendiri, Ashila. Dia tega nikung gue. Sahabat yang sebangku sewaktu SMA, sahabat yang selalu bikin gue ketawa, sahabat paling bacot yang gue punya, sahabat curhat gue khianatin gue. Dia anggap apa gue ini?"
"Dia anggap lo manusia. Cuman gara-gara itu lo putusin Kahfi?" Ucap Dito dengan nada meremehkan.