"Braaaak, braaak, braaak. Smuanya diam." bu Andin menggebrak meja.
Pemandangan yang tidak biasa. Itu gebraakan pertama bu andin di meja. Gebrakannya menunjukkan emosinya.
"........." para siswa terdiam. Namun Najih tetap saja tidak mau turun.
"Kamu kenapa tidak turun. Turun. !!". Bu Andin membentak. Ini juga bentakan pertamanya. Para siswa agak terkejut dengan kejadian ini.
"......" Najih mengikuti intruksi dengan wajah yang melengos tanpa melihat sang guru. Tapi dia turun saja tidak mau duduk pula.
"Kanapa kamu nggak duduk!!!. Duduk!!!."
"Saya duduk bu seekarang. Tapi si anu pengennya berdiri terus. "
Kelas kembali tidak karuan. Najih membarenginya dengan tertawa seperti biasa. Dia anggap biasa.
"Kamu keluar sekarang!!! Kamu tidak sopan !!!" Bu Andin menyruh Najih dengan nafas tersenggal sengal. Bu Andin berusaha mengatur nafas.
"Kamu keluar sekarang!!!,"
"Keluar??" Najih. Agak kebingungan. Biasanya kekacauannya hanya di tanggapi kesabaran dan kelihaian bu Andin membalikan argemen celotehannya. Tapi sepertinya sekarang belaiu bersikap lain.
"Iya keluar sekarang.!!!!!" Tangan bu Andin menunjuk kepintu sebelah kanannya. Suaranya agak terseret diakhir.