Najih berdiri, menundukkan kepala. Berjalan diirinngi pandangan mata teman2nya. Setelah keluar dia tutup kembali pintu kelas.
"Kenapa ya. Biasanya gak disuruh keluar. Ya udah kekantin aja, " kebingungannya ingin dia selesaikan dikantin pak min.
Dia berjalan  taksadar dengan adanya  bu dina sedang hinggap mengitai kelas bu andin dari kaca jendela.  Kelasnya kebetulan berada disebelah kelas bu Andin.
Bu Dina "Bu Andin marah marah?? Bu Andin menyuruh murid keluar??,"
(Ucap bu Dina dalam hati)
              ########
"Harusnya tadi saya nggak marah marah bu." Bu Andin menggelengkan kepala. Dalam hatinya dia menyangka kenapa dia sekejam itu. Â Pikiran yang tidak mengherankan untuknya
"Udah nggak papa bu. Saya kalau jadi ibu juga bakal marah2. Kurang ajar memang anak-anak itu. Kususnya Najih. Apalagi melihat keadaan ibu sekarang. Saya mengerti kok." Ucap bu Dina. Yang sebelumnya bertanya perihal kejadian di kelasnya.
"Tapi tidak seharusnya saya mengikutkan perasaan pribadi saya masuk kekelas seperti itu. Saya bukan guru yang baik. "
" perasaan seperti itu manusiwi bu. Andapun tidak di luar kontrol. "
"......"
"Ibu anda akhirnya bagaimana, sudah mendapatkan solusinya??"
"Belum bu,"
" saya hanya bisa mendoakan bu. Mungkin besok ibu bisa libur dulu. Penting untuk ibu dirumah Sekarang. Saya akan sampaikan ke bapak kepala sekolah. "
"Iyaaa bu. "
Bu Andin meletakkan kepalanya di meja. Yang bisa dia lihat hanya sepatunya. Dia memaksa matanya untuk menutup.