"Terserah ujang-ujang semua bapak berdua mah cuma jelasin yang sebenarnya." timpal seorang bapak.
"Iya pak gapapa. Terimakasih sekali lagi atas informasinya." kata Arda lagi.
Setelah itu kita memutuskan melanjutkan perjalanan ke tempat yang diarahkan pak Hans.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah empat. Kita melanjutkan perjalanan.
"Masih jauh gak ya perempatan Da?" Gue nanya sambil nahan dingin yang luar biasa.
"Belom keliatan Dam. Mata gue mulai gak nangkep apa yg ada di depan nih. Lo bisa ngeliat gak Ray?" kata Arda sambil nanya ke Ray yang ada di belakangnya.
"Sama Da, gue juga gak bisa liat kecuali lampu belakang motor lo" kata Ray.
Di belakang motor Ray, motor Toro mengikuti bersama Anto. Tiba-tiba Toro berteriak.
"Gawat, mampus motor gue!"
Terpaksa kita pun berhenti.
Rupanya motor Toro kehabisan bensin. Semetara motor Arda dan motor Ray juga gak bisa berbagi bensin karena udah mau habis juga.