Mohon tunggu...
Samuel Luhut Pardamean S
Samuel Luhut Pardamean S Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

" Cintailah apa yang anda Cintai, karna Cinta itu Kebenaran" - Samuel LPS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putihnya Lelaki Sawo

1 Oktober 2024   21:38 Diperbarui: 1 Oktober 2024   22:43 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba sesuatu menghampiri ku, itu seakan terhubung nyata. Itu benar nyata, sosok itu memberikan salam kepadaku. Aku tidak mengenalnya, namun seakan mengenal sosok itu.


  Kulihat sosok yang sangat cantik bergaun putih, rambut hitam panjang, dan merdu suaranya. Itu sosok mahkluk Ghaib yang nyata, aku juga tahu bahwa ia arwah dan sedang menunggu sesuatu.


  "Salam pak," kata sosok ghaib itu tersenyum manis kepadaku. Secara spontan aku terkejut, aku melihatnya dan membalas senyuman itu tanpa kata-kata. 

Banyak suara yang terdengar saat itu, sepertinya mereka melihat sosok itu memberi salam kepadaku dan mereka cukup terkejut. Sedangkan aku biasa aja, aku tidak begitu mengenal sosok ini. Bahkan ku coba hiraukan dan sibuk memasak Indomie ku untuk makan. 

Aku membuka bungkus Indomie ku, memasukan bumbu dan air lalu kutunggu beberapa menit. Begitulah aku memasaknya, wajar aku tak bawa kompor. 

Sosok ghaib itu berusaha mendapat perhatian ku, kulihat ia diatas air, ia tak mau melepas tatapannya dariku. Untungnya aku gak baper, dia mencoba mencandaiku, masih kuhiraukan. Bahkan sepertinya banyak yang memperhatikan perilaku sosok ghaib itu penuh ketakjuban, aku cukup kebingungan saat itu ada apa dan apa takjubnya. 

Kulihat sejenak sosok itu, dan tak kupikirkan apa ketakjubannya karna aku tak mau bingung.
  Ia makin mendekat kepadaku dengan malu-malu, kukatakan kepadanya aku sudah punya isteri. Sudah hampir 30 menit kutunggu mie ku matang, maklum dimasak tanpa api atau pun panas, jadi hanya menunggu sambil ditatapi sosok hantu cantik saat itu. 

Waktunya makan tiba, kulihat sosok ghaib itu sendirian menatap ku penuh harapan. Aku tetap makan, kumakan dengan sendok dan ia tetap melihatku tak seperti pengemis. Itu hantu, untung dia tak bawa mangkuk atau gelas. Kalau dia minta repot nantinya, jatah makanku berkurang, sedihlah aku. 

"Kau mau?" tanyaku kepada sosok itu. "boleh" jawab sosok itu penuh malu-malu. Lalu muzizat Tuhan terjadi, puji Tuhan makanan ku tak berkurang walau ku berharap bertambah. Makanan ku termuzizatkan oleh kuasa Tuhan, makanan itu jadi ada juga tehadap sosok mahkluk Ghaib itu dan dilahap nya sampai habis sambil menangis.


  "kalau makan, rapihkan mulutnya nona agar terlihat lebih manis" kataku menggoda sosok mahkluk itu yang sedang malu-malu, sosok itu dengan tersipu malu mengangguk. Sosok itu sangatlah wangi, wangi enak, menyegarkan dan cukup menggairahkan juga.


 "Ini Indomie ku, bagaimana, nikmat bukan?" tanyaku memainkan alis dan tersenyum kepada sosok itu. Aku tidak mengenal siapa sosok ini, namun aku tahu dia begitu setia dan berTuhan. Ada sesuatu yang tidak beres juga kulihat padanya, namun kubiarkan sejenak. Kunikmati alam sekitar saat itu, kulihat diseberang sebuah bangunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun