Mohon tunggu...
Samuel Luhut Pardamean S
Samuel Luhut Pardamean S Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

" Cintailah apa yang anda Cintai, karna Cinta itu Kebenaran" - Samuel LPS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putihnya Lelaki Sawo

1 Oktober 2024   21:38 Diperbarui: 1 Oktober 2024   22:43 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia terlihat tak hanya menunggu sesuatu disana, terkadang ia juga suka menabur bunga dan duduk-duduk sambil bersenandung. Suaranya begitu bagus dan melengking, siapapun yang mendengar dan melihatnya pasti merinding. Ia tak suka menggangu orang lain, namun jikalau ada yang berniat melakukan hal negatif disekitar ia berada pastilah langsung celaka, tak cukup sedikit orang jahat yang ingin melakukan hal negatif kabur sangat ketakutan olehnya. Ia menjadi sosok yang terkenang diwilayah itu, seperti sebuah identik tempat itu menambah kemistikan tempat itu.


  Lelaki sawo, keluarga SiPutih dan juga kerabat masih suka datang kesungai itu menabur bunga dan berdoa disana, melanjutkan apa yang menjadi kebiasaan SiPutih sewaktu SiPutih hidup. Terkadang sosok itu suka muncul dan mereka seakan saling menyapa satu sama lain, mereka sama-sama menabur bunga. Namun sosok itu Ghaib yang nyata, ia terlihat bercahaya dan hawanya cukup dingin. Lexi pun suka datang ketempat itu, bahkan seakan bercanda bersama sosok itu.


  Anak laki-laki yang manis, anak dari SiPutih sudah berumur 25 tahun. Ia gagah seperti ayah kandungnya, namun saat itu Lexi sudah meninggal dunia. Lexi ditemukan sudah meninggal karena usia nya yang sudah tua diatas batu dekat mereka suka menabur bunga, semua nya pasrah dengan ikhlas. Bagi mereka Lexi ialah bagian keluarga mereka, Lexi merupakan seekor anjing ras milik SiPutih. Sejak baru lepas menyusui, Lexi diurus penuh manja oleh SiPutih. Begitu akrab dan hangat, Lexi itu betina. Matanya kelabu dan sangat manis.


  "Aku harus pergi, aku pamit." Anak yang manis itu berpamitan kepada sosok ghaib yang sering dijumpai Lexi, sampai lexipun tiada dihadapan sosok itu. Sosok itu tersenyum dan menghilang setelah anak yang manis itu berpamitan. Anak yang manis itu ingin pergi ketempat yang sangat jauh dari rumahnya, ia menyempatkan diri berpamitan. 

Saat itu aku seakan melihat hal itu nyata, sebelum sosok itu berbalik arah ia melihatku seakan mengenaliku. Anak yang manis itu merasakan kehadiranku, gemuruh terdengar dilangit saat itu. Diwaktu yang bersamaan terdengar lagu yang sedang kudengarkan 'Solitude -- Illumination Peacefull Gregorian Chant' lagu itu nyata didengar oleh mereka juga. 

Bahkan mereka merasa merinding, sebuah lagu liturgi katolik yang nadanya sangat tenang. Anak yang manis itu tak melihat ku, hanya sosok itu. Dia sangatlah cantik, saat ia mendengar lagu itu ia meneteskan air matanya dan jatuh keair, lalu pergi. Sosok yang cantik itu ialah arwah SiPutih, ibu kandung dari Anak yang manis itu. Setelah itu anak itu pun pergi meninggalkan tempat itu dan berharap kepada Tuhan.


   Anak siPutih pergi jauh sekali. Hingga bertahun-tahun lamanya sosok SiPutih suka muncul hanya ditempat itu, anak yang manis itu merindukan tempat itu agar bisa bertemu arwah ibunya yang suka menamakan diri. Namun jarak dan waktu tak memungkinkan untuk kesana, SiPutih hanya menampakkan dirinya ditempat itu. 

Ia menepati sumpah janjinya untuk selalu menantikan kehadiran sosok yang dinantikannya itu walau ia sudah meninggal dunia, saat muncul ia suka bersenandung dan menghiraukan orang yang lewat ataupun melihatnya. Sampai suaminya meninggal dunia pun, ia masih suka muncul dan tetap tampil muda ditempat itu. Ia tak menua.

 Jarang dan hampir tidak pernah ada yang bisa berkomunikasi dengan arwah SiPutih, namun orang-orang juga tahu bahwa SiPutih menantikan sosok yang dinantikannya. Suaminya, anaknya, ayahnya bahkan sampai dukun terkenal sekalipun. Tidak ada satupun yang dapat berkomunikasi dengan sosok siPutih yang layaknya hantu penunggu, ia sering terlihat tak mengganggu ataupun menakut-nakuti, namun auranya terasa dingin, begitu mistik dan menakutkan. Bahkan Lexi yang meninggal dunia dihadapannya pun hanya dilihatnya tanpa disentuh olehnya.


  Sudah begitu lama, sampai akhirnya dibangunlah sebuah bendungan air untuk pembangkit listirik disana. Dahulu kala sungai itu begitu luas, namun kini sudah dibangun cukup megah PLTU Karang Kates, Malang, Jawa timur disana. 

Bangunan itu dibangun didasari satu batu kecil oleh seorang ternama, saat ia kecil, namun tak tinggal didaerah itu. Meskipun begitu arwah siPutih masih tetap muncul dan menantikan sosok yang dinantikannya disekitaran bendungan itu, bahkan saat bendungan itu dibangun beberapa kali SiPutih muncul terhadap tukang kontruksi dan menghilang. Seakan pertanda bahwasanya ia masih disana dan masih menanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun