Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf lebih lanjut dapat kita ikuti uraian yang diberikan Harun Nasution. Menurutnya ketika mempelajari tasawuf ternyata pula bahwa Al-Qur'an dan al-Hadis mementingkan akhlak. Al-Qur'an dan al-Hadis menekankan nilai-nila kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, keadilan tolong-menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu dan berpikiran lurus.
[15]
Â
H. Hubungan Etika, Moral, dan Susila dengan AkhlakÂ
Â
Â
Â
Dilihat dari fungsi dan perannya, dapat dikatakan bahwa etika, moral, susila dan akhlak sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik-buruknya.
Â
Â
Perbedaan antara etika, moral, dan susila dengan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalah Al-Qur'an dan al-hadis. Perbedaan lain antara etika, moral dan susila terlihat pula pada sifat dan kawasan pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoretis maka pada moral dan susila lebih banyak ber-sifat praktis. Namun demikian etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan membutuhkan[16]