Metode persuasi adalah menyakinkan peserta didik tentang sesuatu ajaran dengan lakukan akal. penggunaan metode persuasi didasarkan atas pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang berakal. Artinya islam memerintahkan kepada manusia untuk menggunakan akal dalam membedakan antara yang benar dan salah / Yang baik dan buruk.Â
Metode kisahÂ
Metode kisah ini adaah salah satu upaya untuk mendidik murid agar mengambil pelajaran dari jadian di masa lampau. Apabila kejadian tersebut merupakan kejadian yang baik, mereka harus mengikuti. Sebaliknya, apalagi kejadian tersebut  bertentangan dengan islam maka harus di hindari metode ini sangat digemari, metode ini sering kali digunakan oleh seorang Ibu ketika anaknya ingin tidur, namun perlu kita ketahui bahwa kemampuan setiap anak didik itu berbeda-beda dalam menerima pesan yang disampaikan oleh sebab itu. Pendidikan harus  bisa memilih bahasa yang mudah, agar bisa di Pahami oleh setiap anak.
Ta'lim (Pengajaran)Â
Dengan mengajarkan perilaku Keteladanan, akan terbentuk pribadi yang baik. dalam mengajarkan hal-hai yang baik kita tidak perlu menggunakan kekuasaan dan kekerasan, sebab cara tersebut cenderung mengembangkan moralitas yang eksternal, artinya dengan cara tersebut anak akan  berbuat baik karena takut hukuman orang tua atau guru. Pengembangan moral yang dibangun atas dasar rasa takut cenderung membuat anak menjadi kurang kreatif. bahkan ia juga menjadi kurang inovatif dalam berfikir dan bertindak sebab ia dibayangkan dengan rasa takut dihukum dan dimarahi orang tua atau gurunya[14].Â
Â
Â
G. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tasawuf
Â
Para ahli Ilmu Tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada tiga bagian. Pertama tasawuf falsafi, kedua tasawuf akhlaki dan ketiga tasawuf amali. Ketiga macam tasawuf ini tujuannya sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela.
dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang harus lebih dahulu berakhlak mulia. Ketiga macam tasawuf ini berbeda dalam hal pendekatan yang digunakan. Pada tasawuf falsafi pendekatan yang digunakan adalah pendekatan rasio atau akal pikiran, karena dalam tasawuf ini menggunakan bahan-bahan kajian atau pemikiran yang terdapat di kalangan para filosof seperti filsafat tentang Tuhan, manusia, hubungan manusia dengan Tuhan dan sebagainya. Selanjutnya pada tasawuf akhlaki pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akhlak yang tahapannya terdiri dari takhalli (mengosongkan diri dari akhlak yang buruk), tahalli (menghiasinya dengan akhlak yang terpuji), dan tajalli (terbukanya dinding penghalang (hijab) yang membatasi manusia dengan Tuhan. Sedangkan pada tasawuf amali pendekatan yang digunakan adalah pendekatan amaliayah atau wirid, yang selanjutnya mengambil bentuk tarikat. Dengan mengamalkan tasawuf baik yang bersifat failsaf, akhlaki atau amali, seseorang dengan sendirinya berakhlak baik. Perbuatan yang demikian itu ia lakukan dengan sengaja, sadar, pilihan sendiri dan bukan karena terpaksa.