Angkasa, dia sedang berbicara pada yang memandangnya. Seolah angkasa tahu bahwa yang memandangnya mampu memahami maksud apa yang ia pandang. Ia tersentuh dan berjalan meninggalkan tempat ia memahami maksud angkasa.
Sebuah keluarga kaya raya yang memiliki anggota lima orang. Keseluruhan dikenal warga rumah adalah orang bersih dan gaul. Seorang ayah berpostur tinggi dan mahir bermain piano. Kegemarannya membuat cerita tentang berdagang hingga menjadi wirausahawan. Seorang ibu rupawan yang sudah memasuki kepala 4 namun tetap semangat menulis cerita lucu hingga senyumnya seperti bunga bermekaran karena profesi beliau sebagai penulis.
Kenalkan, dua malaikat yang sangat disayang anak-anak memiliki tiga anak yang tumbuh dengan kesamaan yang membuat warga dan mungkin sahabatnya melongo. Kesamaan mereka adalah melucu sampai membuat orang tertawa tanpa mengenal apakah menit itu masih bersamanya.
"Wake up!!!!" tawa hingga air liur keluar dari bibir seorang perempuan berambut panjang terurai yang bangun dari tidurnya. Suara kakak yang pandai bersuara lucu hingga tingkat 9 mungkin? Hahaha.
"Bangun, sudah pukul berapa Dik!" perempuan itu lanjut membangunkan adiknya yang lucu terpopulernya adalah menunjukkan rupa berbeda. Ya... walau kamar terbuka dan suasana biasa, perempuan itu tak tahan melihat keadaan adik yang tertutup selimut.
"Pukul... hei, pukul 6 pagi!"
"Sudah harum sandwich!"
"Terus?"
"Oh ya, kalian ingin jalan-jalan setelah sarapan?"
"Kemana Kak?" tanya adik yang setengah ceria.
"Hm... jalan-jalan keluar dari komplek saja!"