"Nak Arka kesini mau ketemu Linzy, masuk dulu."
"Iya Tante."
" Arka, temenin gue...." Belum sempat Nesha berbicara. Teriakan seseorang menghentikannya. "Arka kamu udah datang, yuk kita pergi," ucap Linzy merasa menang dari Nesha. Papanya hanya diam memperhatikan.
Di mobil
"Kita kemana?" tanya Arka.
 "Serah lo yang penting nggak di rumah."
"Ok." Hanya sebatas itu percakapan mereka.
Arka membawa Linzy di pinggir danau, danau yang menjadi kenangan indah mereka. Tentu saja Linzy mengingat dengan jelas kenangan itu. Tapi egonya terlalu tinggi untuk mengakui itu.
Tanpa permisi Arka mengengam tangan Linzy. "Tangan ini milik Arka, nggak ada yang boleh mengenggamnya selain Arka," ucap Arka sambil mencium tangan Linzy.
"Apa si lo ogeb, sok romantis lo." Linzy berucap dengan terbata-bata, ia tertegun dengan ucapan Arka.
Arka hanya tersenyum menikmati wajah malu Linzy, ia tau perempuan ini masih menyimpan perasaan padanya. Buktinya sampai sekarang Linzy tidak pernah meminta putus, walaupun Linzy meminta Arka juga tidak akan mengabulkannya.