Nesha tidak tahan, dan menyambak rambut Linzy. Mereka bertengkar. Nesha berhasil membuat Linzy terjatuh. Tidak ada yang berani menolong Linzy, saat Nesha menumpahkan jusnya di kepala Linzy.
Linzy berdiri dan di bantu Gian. Ia menatap miris ke arah Arka, apa cowok itu tidak ingin membantunya, kenapa harus orang lain.
"Gian, tinggalin gue sendiri."
Linzy tidak menangis ia hanya menatap kosong, dengan jus belum dibersihkan.
"Ini ganti baju lo," ucap Arka melempar seragamnya tapat di muka Linzy.
Linzy hanya melirik sekilas.
***
"Linzy, berapa kali sih Papa bilang nggak usah nyari gara-gara sama, Nesha," ucap Dino dengan tegas. Linzy hanya memasang wajah datarnya.
"Ia maaf, Pa."
Selalu saja begini, Nesha selalu menggarang cerita dan membuat Papanya marah lagi dan lagi apakah papanya tidak berpikir itu sangat menyakiti Linzy, apakah ia harus mati baru papanya peduli, ia sepertinya itu pilihan terbaik.
Linzy mendengar, percakapan Papanya dan Nesha.
"Ia sayang, nanti papa suruh Arka kesini." Nesha memang licik begitu pikir Linzy.
Arka dikagetkan dengan notif yang ditunggunya, tumben wanita itu chat dirinya,senyuman tidak pernah luntur di bibir pemuda itu.