“Iya Sus saya segera ke sana,” kata Kayana pada akhirnya.
“Kenapa?” Kayana tidak menjawab dan langsung pergi dari sana.
“Kayana!!” bentak Raka.
“Ayah koma.”
Perkataan Kayana bagai petir yang menyamnbar di siang bolong. Keringat dingin mengalir di pelipis Raka, jantungnya tidak berhenti berdetak akan rasa takut yang menghantuinya.
Semoga saja aku tidak terlambat batinnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!