“Kalau masuk lihat situasi dulu,” umpat Kayana yang membalikkan badannya, ia tidak akan membiarkan Raka melihat tubuhnya.
“Ouh iya maaf.” Hanya itu yang dikatakan Raka. Tanpa rasa bersalah sama sekali.
Kayana hendak pergi karena sedari tadi Raka hanya diam menatap ke arahnya, ada rasa jengah melihat pandangan Raka.
“Saya permisi Dok,” ucap Kayana berpamitan.
“Besok ikut aku rapat di rumah sakit xxx,” kata Raka sambil menahan pergerakan Kayana. Ia menatap dalam ke arah bola mata Kayana. Ada setitik rindu yang tidak bisa dijabarkan.
“Kenapa harus aku?” tanya Kayana serius.
Ia tidak menyangka direkturnya yang baru mengajaknya rapat di rumah sakit xxx. Yang Kayana tau kedua rumah sakit itu bekerja sama menciptakan produk medis dengan kualitas yang bisa di katakana sangat baik, itu yang Kayana dengar dari gosip-gosip temannya.
Mereka baru memulai kerja sama, mungkin ini rapat ketiga untuk membahas proyek tersebut. Apa Kayana beruntung bisa ikut serta dalam proyek yang akan merubah dunia medis Indonesia?
“Kerena memang harus kamu, saya ingin memiliki partner cerdas seperti kamu, yang tidak merepotkan saya,” jelas Raka, dengan bahasa formalnya, Raka berbicara serius dengan Kayana agar wanita itu setuju, sangat di sayangkan orang seperti Kayana di sia-sia kan.
“Baiklah,” kata Kayana pada akhirnya.
Raka menjelaskan sedikit proyek yang akan mereka laksanakan, seperti dugaan Raka wanita itu langsung menangkap maksud dari Raka. Tidak salah Raka mengajak Kayana bekerja sama, sekaligus menebus kesalahannya?