“Aku antar pulang,” kata Raka menyeret Kayana ke parkiran.
“Aku bisa pulang sendiri.” Kayana berusaha melepas cekalan Raka di tanggannya.
“Tidak, ikut aku,” kata Raka tegas.
“Lepas, sakit,” rintih Kayana memegang pergelangan tangannya yang memerah.
“Bisa nggak, kamu jangan menyulitkan diri sendiri, kalau aku bilang ikut, ya ikut,” bentak Raka, dan mendorong Kayana masuk ke dalam mobilnya. Raka sangat kesal dengan penolakan Kayana.
***
Terlihat semua orang sedang berkerumunan melihat gadis kecil, yang memohon-mohon kepada petugas rumah sakit di depannya itu.
“Pak saya mohon, selamatkan ayah saya, Saya janji akan membayar biaya tagihannya Pak,” kata anak memohon sambil terisak.
Petugas itu menjelaskan bagaimana kondisi ayah si anak, Bahwa biaya cukup pantastik untuk melakukan tindakan tranpalantasi ginjal. Ayah si gadis itu membutuhkan ginjal baru untuk bisa bertahan hidup, Tapi tentu saja biaya untuk melakukan itu sangat fantastis, tidak ada dokter yang bisa menjamin biayanya.
Orang-orang di sekitar sana merasa iba melihat anak itu. Mereka tidak bisa membantu karena tidak memiliki uang sebanyak itu. Begitupun dengan Kayana, ia berusahan menahan tanggisnya. Ia pun sama seperti yang lainnya, darimana ia mendapatkan uang ratusan juta untuk membantu anak itu, bahkan uang perawatan ayahnya saja ia masih menyijil untuk melunasinya. Tidak ada yang bisa Kayana lakukan.
“Itu kenapa?”