Mohon tunggu...
S Widjaja
S Widjaja Mohon Tunggu... lainnya -

Sharing ideas through writing.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Musashi: The Journey of A Warrior & The Book of Five Rings (13)

18 April 2016   22:05 Diperbarui: 2 Juni 2016   20:45 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dorin menoleh ke arah asal suara tersebut.

“Oh, Munisai, silakan,” katanya mempersilakan Munisai duduk di salah satu batu pipih di sampingnya. Tumben. Dan panjang umur – baru dipikirkan, tiba-tiba muncul.

“Anda tahu kejadian yang melibatkan Bennosuke beberapa waktu yang lalu?” tanya Munisai yang kini sudah duduk di samping Dorin. Walaupun mereka berdua berkerabat, keduanya menggunakan bahasa formal ketika bercakap-cakap. Status Dorin sebagai seorang biksu dan Munisai – seorang samurai yang kini menjadi pelatih pedang, menempatkan keduanya dalam strata yang lebih tinggi dari masyarakat umum yang lain (seniman, petani, pedagang, dan lain-lain).

Dorin sepertinya tahu ke mana arah pertanyaan Munisai.

“Mengenai dua orang penjahat kampung itu?”

Munisai menganggukkan kepala.

‘Kukira kasusnya sudah selesai. Bukankah mereka berdua telah mendatangi Anda untuk meminta maaf?”

Sekali lagi Munisai mengangguk – kali ini sambil menghela napas sedikit.

“Ketika menemuiku, kedua orang itu terus membungkuk, seperti menyembah, di hadapanku sambil memohon maaf berulang-ulang.” Munisai berkata dengan suara berat seperti ada yang membebani pikirannya.

Semenjak mengalahkan Madajiro dan Fukube, dua orang bandit kampung itu, Bennosuke menjadi ‘terkenal’. Ia menjadi bahan pembicaraan warga desa selama berhari-hari. Walaupun demikian, tetap saja orang-orang selalu menghubungkan Bennosuke dengan dirinya.

“Dia itu anak Munisai.” Begitulah yang dikatakan orang-orang ketika menceritakan peristiwa pertarungan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun