Mohon tunggu...
S Widjaja
S Widjaja Mohon Tunggu... lainnya -

Sharing ideas through writing.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Musashi: The Journey of A Warrior & The Book of Five Rings (13)

18 April 2016   22:05 Diperbarui: 2 Juni 2016   20:45 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Menghindari konflik maksudku menaklukkan musuh tanpa bertarung.” Munisai mengutip salah strategi pamungkas Sonshi – menang tanpa berperang. “Bukan melarikan diri dari arena pertarungan.”

Dorin jadi ingin tertawa mendengar Munisai mengatakan strategi tersebut. Ia teringat Bennosuke yang langsung berlari dengan kencang ketika ia menggunakan taktik itu – menyebut nama Munisai ketika bocah itu menantangnya bertarung. Apa yang dilakukannya ketika itu juga bisa disebut sebagai taktik meminjam belati untuk menghabisi lawan. Ia meminjam nama Munisai dan membuat Bennosuke kabur – mengambil langkah seribu. Sebenarnya Dorin tidak bermaksud menipu anak itu karena biksu memang tidak boleh berbohong, tetapi bagaimana jika ia hanya bercanda? Atau ia memang benar-benar memanggil Munisai, tetapi yang bersangkutan tidak mendengarnya?

“Jika Bennosuke terus berperilaku seperti ini, ketika dia beranjak dewasa, orang-orang akan mencarinya untuk menantangnya bertarung.” Munisai menceritakan kerisauannya. “Dia tidak akan bisa menikmati hidupnya dengan tenang. Anak seusianya seharusnya fokus pada bermain dan belajar.” Belajar yang dimaksud Munisai adalah menulis dan membaca.

Munisai berpikir, apa yang dilakukan anaknya saat ini, jika terus dilakukan hingga ia sudah beranjak dewasa – berumur tiga belas atau empat belas tahun, maka tindakan itu seperti mencari dan mengumpulkan musuh. Jika dia terus bertingkah seperti ini, sebentar saja jumlah musuhnya akan menyaingi jumlah orang-orang yang menantangku. Orang yang tidak mengenalnya pun akan mencarinya dan menantangnya untuk sekadar mencari nama ataupun untuk mendapatkan pengakuan. Bagaimana jika dia sampai terbunuh?

“Saat ini orang-orang memang belum menganggapnya serius karena ia masih kecil,” Munisai melanjutkan.

Dalam hal ini Dorin sependapat dengan apa yang dikatakan Munisai.

“Jika dia tinggal di kuil, dia akan aman. Seorang anak ketika bertumbuh, perkembangan karakternya dipengaruhi oleh lingkungan di mana dia tinggal. Jika seorang anak dibesarkan di daerah yang dekat dengan tempat pemakaman umum, maka dia akan mengikuti perilaku orang-orang yang berkunjung ke tempat itu, melakukan upacara, bersembahyang, dan sebagainya. Jika dia dibesarkan di daerah yang dekat dengan pasar, dia akan meniru tingkah laku pedagang di sana. Dan jika dia dibesarkan di rumah yang dekat dengan sekolah, dia akan meniru murid-murid sekolah itu belajar. Bukan begitu?”

Dorin menganggukkan kepalanya.

“Benar. Yang Anda maksudkan tentu kisah tentang ibu dari Moushi yang berpindah rumah sebanyak tiga kali demi anaknya. Ia menginginkan Moushi  mendapatkan pengaruh yang baik dari lingkungan tempat tinggalnya.”

Moushi (Mengzi) adalah Mencius – seorang filsuf terkenal di Chuugoku, ia merupakan seorang penganut ajaran Koushi dan dianggap sebagai penerus Koushi yang paling berbakat.  

Munisai mengangguk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun