Bennosuke sudah memerhatikan puluhan kali pertarungan antara Munisai dan para penantangnya. Ia juga sungguh-sungguh memerhatikan bagaimana Munisai melangkah dengan cepat, menggerakkan kakinya maju ke depan, mundur selangkah, memutari lawannya, ataupun melompat dengan cepat ke sisi lain – kiri ataupun kanan.
Selama berbulan-bulan Bennosuke melatih kecepatan gerak kakinya, bergerak maju-mundur, menyamping, melompat, dan sebagainya – meniru gerakan kaki Munisai.
Kelincahan dan kecepatan gerak kaki Bennosuke betul-betul membuat Dorin terperangah.
Dan anak ini baru berumur delapan tahun …
Bennosuke lalu kembali duduk bersila di hadapan Dorin. Ia terus menjabarkan hal-hal yang diketahuinya tentang “musuh-musuh”nya itu.
“Madaemon selalu menyerang lebih dulu. Serangan andalannya adalah menebas dari kanan atas ke kiri bawah.” Bennosuke menjelaskan. “Sebelum menyerang, dia akan melangkah maju dengan kaki kanan diangkat seperti hendak melompat.”
Bennosuke menggambarkan posisi Madaemon di tanah – sama seperti ketika ia menggambarkan posisi Sannosuke.
“Biasanya lawan akan menghindar – mundur ke belakang.”
Ia menggambarkan garis lurus – dari posisi awal Madaemon, maju ke depan.
“Tetapi, kalau lawannya bergerak seperti ini, Madaemon akan kalah.”
Tanda silang – yang mewakili lawan Madaemon, digambarkan Bennosuke tidak mundur ke belakang, melainkan bergerak ke sisi kanan Madaemon.