Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Permata Laut

12 Desember 2024   22:45 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:30 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Lho, kenapa 'gitu, Sophia?" Giliran Hafid yang bertanya.

Sophia mengambil napas sejenak lalu menghembuskannya perlahan. "Wujud putri duyung yang rentan terhadap air, memang terkadang menyusahkanku. Tapi di satu sisi, aku juga mulai merasa nyaman dengan wujud itu. Di tambah dengan hobiku yang suka berenang," terangnya. "Jadi, bisakah Nona Amelia mengubahku menjadi putri duyung kembali namun yang tidak rentan terhadap air?" sambungnya.

Hafid dan Putri ber-oh ria, sedangkan Amelia nampak berpikir keras. Seperti mendapatkan ide, Amelia mengambil salah satu perhiasan yang ada di kepalanya yang berbentuk kerang lalu menjadikannya sebuah kalung. Kemudian, kalung kerang tersebut dikalungkan di leher Sophia. "Dengan ini, kau bisa berubah menjadi putri duyung kapan saja selama kekuatanku masih bekerja. Cukup dengan berkata, 'Aku ingin menjadi putri duyung,' maka berubahlah kakimu menjadi ekor duyung. Cobalah!" pinta Amelia.

Begitu Sophia telah sampai di kedalaman air seukuran lehernya, dia pun menggumamkan kalimat yang sudah diajarkan. Secara ajaib, kakinya berubah menjadi ekor duyungnya seperti semula. Dia melihat penampakan dirinya dari pantulan air laut yang juga memantulkan sinar matahari terik, merasa bahagia sekaligus terharu dengan penampilan putri duyungnya itu. Entah kenapa. Hafid juga ikut senang melihatnya.

Sejak saat itu, Hafid dan Sophia tidak segan-segan menunjukkan kedekatan mereka sebagai seorang teman. Teman-temannya yang lain merasa heran sekaligus bingung, bagaimana seorang Sophia yang terkenal ambis dan dingin mau berteman dengan Hafid yang notabene biasa saja. Namun beberapa di antara mereka tidak terlalu memusingkannya. Dan Kina yang telah diberitahu kronologis awal ceritanya, hanya memendam semuanya tanpa berniat memberitahukan semuanya kepada yang lain. Menjalin persahabatan lintas makhluk, manusia dan putri duyung.

Pesan moral yang bisa diambil dari kisah ini ialah setiap orang pasti mempunyai kesalahan dan lebih baik jika kita memaafkan kesalahan tersebut serta kita harus berani bertanggung jawab atas segala sesuatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun