Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Permata Laut

12 Desember 2024   22:45 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:30 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sebelumnya, aku mengucapkan terima kasih karena mau hadir dan minta maaf kalau aku mengganggu waktumu. Langsung saja, ada yang ingin aku tanyakan ke Sophia 'nih! Boleh nggak?" ujar Hafid, meminta izin kepada Sophia dan langsung diizinkan olehnya.

"Ok! Maaf banget ya, kalau pertanyaannya menyinggung. Sophia, mana kepingan permata Air Mata Lautnya? Bisa dikembaliin nggak?" tanya Hafid sambil tersenyum palsu dengan gestur tangan meminta.

Hening. Sophia mematung. Pupil matanya mengecil dengan dahi yang mengernyit, mungkin karena terkejut mendengarnya. Dia langsung meremas kerah bajunya, dan menatap Hafid dengan sorot mata tajam. "Dari mana kamu tahu soal ini?" tanyanya dengan dingin.

"Dari putri duyung yang telah disakiti oleh leluhurmu. Sudah puas? Ayolah, kembalikan kepingan permatanya sekarang! Urgent, 'nih," bujuk Hafid.

"Nggak akan! Kamu tidak usah ikut campur masalahku, Hafid!" Sophia berkata demikian sambil perlahan mundur ke belakang. Berusaha kabur dari situasi ini.

Tiba-tiba dari arah belakang Sophia, seekor kucing berwarna belang yang entah datang dari mana asalnya, mendekat ke arah Sophia dan mendekat untuk mengelus kepalanya menggunakan celananya serta mendekur manja. Sophia yang kebetulan takut dengan kucing lantas terkejut. Akibat lantai tepi kolam yang licin, ia pun terpeleset dan tercebur ke dalam kolam bersama dengan Hafid yang lengannya tidak sengaja ditarik oleh temannya itu. Begitu di dalam air, Hafid menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, perubahan wujud Sophia menjadi putri duyung tidak sempurna. Di mulai dari kakinya yang berubah menjadi ekor ikan yang indah, hingga telinganya yang meruncing. Tidak hanya itu, rambutnya berubah menjadi seputih salju yang teergerai begitu saja dan kedua matanya yang bersinar seperti permata biru. Di lehernya, terdapat kepingan permata Air Mata Laut yang diikat dan dikalungkan.

Ketika Hafid terpesona dengan penampilan Sophia yang menjadi putri duyung yang cantik dan menawan, justru sorot mata sedih yang ditunjukkan oleh Sophia pada Hafid. Dia penasaran tapi telah kehabisan napas. Hafid segera muncul ke permukaan dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Mengatur napas yang tersenggal-senggal karena terlalu lama berada di dalam air.

Usai kejadian tadi, Hafid dan Sophia duduk berdampingan di tepi kolam dalam suasana canggung. Mereka sama-sama tidak tahu harus berbicara apa. Tapi, Sophia pun mulai membuka suara. "Kepingan pertama ini ... tentu saja aku tahu kronologi ceritanya. Di wariskan secara turun-temurun selama beberapa generasi, bersamaan dengan kutukan menjadi putri duyung. Aku ingin menghapus kutukan ini, wujud ini kadang menyusahkanku. Aku bahkan pernah dianggap aneh karenanya. Aku ingin mengembalikannya tapi aku tidak tahu di mana putri duyung itu tinggal," terang Sophia dengan kepala yang menunduk.

"Aku tahu tempat tinggalnya! Mau aku antarkan ke sana nanti?" usul Hafid dengan cepat.

Mendengar hal itu, raut wajah Sophia berubah sumringah. "Bolehkah? Makasih ya, Hafid!" kata Sophia sambil tersenyum. Hafid ikut tersenyum dan mengiyakan permintaan teman putri duyungnya tersebut.

Tidak lama kemudian, Putri datang sambil membawa nampan berisi dua cangkir susu coklat hangat dan sepiring roti panggang rasa coklat keju yang dipanggang sempurna untuk mereka berdua. Meletakkan nampan tersebut di ruang yang tersedia di antara mereka. Sophia sempat terkejut namun Hafid berkata padanya jika Putri sudah tahu identitas aslinya karena dia berteman dengan putri duyung tersebut. Ia juga menambahkan kalau sebelumnya memesan menu yang ada di caf depan untuk mereka berdua. Tidak cukup sampai di situ, Kina yang datang bersama Putri tiba-tiba mematung, terkejut melihat wujud Sophia saat ini. "Sophia, kamu beneran mermaid?" tanyanya. Karena sudah terbongkar, Sophia hanya tersenyum penuh arti kepada Kina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun