Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Permata Laut

12 Desember 2024   22:45 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:30 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiba-tiba, Kina menceburkan diri ke dalam kolam yang berhasil mengejutkan mereka semua. Namun dari bayang-bayang permukaan air kolam yang jernih, mereka semua melihatnya secara langsung. Kina muncul ke permukaan dan memperlihatkan dirinya sebagai putri duyung tak sempurna seperti Sophia. Memiliki rambut pirang yang indah serta ekor duyung yang berwarna keemasan. "Buset, buset! Baru tahu kalau kamu putri duyung juga!" takjub Putri sekaligus girang karena mengetahui Kina ternyata seorang mermaid. Tidak hanya Putri, mereka berdua juga terkejut sekaligus senang. "Jangan-jangan, kamu bolos renang hari ini karena takut ketahuan berubah wujud, 'gitu?" tebak Hafid.

"Hehe, sebenarnya nggak 'gitu, sih. Lebih ke males 'aja sebenarnya," aku Kina dan muka Hafid berubah masam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Sophia tertawa kecil melihat kelucuan mereka berdua.

Di malam itu, mereka saling mengakrabkan diri satu sama lain. Mereka juga sempat bermain air bersama. Di momen yang hangat tersebut, Putri mengabadikannya dalam beberapa jepretan kamera amatirnya namun hasilnya cukup bagus.

                                                                                                                                 ~~~~~

Beberapa hari kemudian ...

Di suasana pagi yang cerah, di antara riak ombak yang saling bersusulan. Berdiri saling berhadapan antara sesepuh dan penerus leluhur. Sophia sempat meminta maaf kepada Amelia sebelum mengembalikan kepingan permata yang dicuri akibat ulah leluhurnya itu. Sambil menerima permata tersebut, Amelia berujar, "Tidak apa-apa, ini bukan sepenuhnya salahmu. Kau mau mengembalikan kepingan permatanya saja, aku sudah sangat berterima kasih. Dengan ini, kesalahan yang diperbuat oleh leluhurmu sudah aku maafkan," ujar Amelia sambil tersenyum kepada Sophia.

Mendengarnya, mereka bertiga tersenyum senang sekaligus lega rasanya. Amelia mengambil permata Air Mata Laut yang hampir utuh, lalu menyatukannya dengan kepingan yang diberikan oleh Sophia. Secara ajaib, permata tersebut menyatu dengan permata bersamaan dengan cahaya yang menyilaukan mata mereka. Mereka bertiga harus menutup matanya untuk terhindar dari kemungkinan kebutaan.

"Sophia, coba kau ke laut sana. Aku ingin memastikan sesuatu," pinta Amelia yang langsung dituruti oleh Sophia.

Begitu Sophia sampai di titik yang dituju, dia merasa sangat bahagia. Kedua kakinya tetap seperti semula, tidak berubah menjadi ekor duyung. Itu berarti kutukannya sudah diangkat dan dia bisa menjadi manusia yang normal kembali. Melihat hal itu, Hafid dan Putri sama-sama merasa senang atas terangkatnya kutukan putri duyung dari Sophia.

Di satu sisi, Sophia memang senang tidak menjadi putri duyung lagi. Tetapi, di satu sisi, dia merasa ada yang kosong. Seperti ada sesuatu yang menghilang dari dirinya. Dia pun kembali ke titik semula, di mana mereka semua masih berkumpul. Setelah menguatkan tekad, Sophia pun berujar, "Nona Amelia, aku punya satu permohonan. Boleh nggak?" Sophia menatap Amelia lekat-lekat.

Mereka bertiga saling melempar pandangan. Lalu Amelia mempersilahkan Sophia untuk berbicara. "Bolehkah aku menjadi putri duyung lagi?" ucap Sophia dengan yakin, sukses mengagetkan mereka semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun