"Gitu ya?" tanya Angga lagi.
"Ya iyalah!" Rina menjawab sewot. "Masa' kakak yang mesti balik ke rumah ngasih kunci ke kamu, bisa-bisa waktu kakak habis di jalan. Udah deh tunggu aja!"
"Ya deh kak," Angga menjawab lesu.
Pemuda itu memasuki halaman rumah kos tersebut. Beberapa motor dan sebuah mobil berwarna merah tampak terparkir rapi. Rumah besar ini terdiri dari satu bangunan utama serta dua paviliun di sisi kiri dan kanan. Satu paviliun memiliki 6-10 kamar dengan kamar mandi sendiri-sendiri.
Angga menuju paviliun di sisi kiri yang diperuntukkan bagi kos perempuan sementara paviliun sisi kanan diperuntukkan bagi kos laki-laki.
Dalam hatinya Angga tak habis pikir,
Bangunannya memang dipisah, tapi kan tetep aja kosnya jatuhnya nyampur laki-laki sama perempuan.
Ia ingat kedua orangtuanya dulu sempat menentang keputusan Rina untuk kos di tempat tersebut, mereka menginginkan Rina untuk kos di tempat yang benar-benar khusus diperuntukkan bagi perempuan.
Angga meringis.
Kakak memang keras kepala...
Suasana di paviliun kiri benar-benar sepi saat ini. Tidak ada satupun penghuni kos yang nampak. Setelah meletakkan barang-barangnya di teras paviliun, Angga menuju kamar kakaknya, berharap ada keajaiban yang bisa membuatnya masuk.