" Karena terkurangi bangunan irigasi, dulu kan irigasinya kecil dan alami, sekarang diperlebar dan disemen."
   " Kalau gitu ngukurnya sampai saluran irigasi mestinya, diulang lagi atauj gemana !"
   " Saya ndak mau Yu, saya belinya sawah tanah, bukan saluran irigasi " protes seorang wanita anaknya Haji Nawai itu
   " Semua sawah disebelah irigasi, pasti berkurang Yu, bukan hanya kamu seorang saja. Harus ikhlas Yu " jelas Pak Kadus Wahyu itu sambil menekankan kata ikhlas dibuat kayak logat Arab berat.
   " Iklas memangnya ini sodakoh, ini kan jual beli ! " sanggah Yu Sum nggak mau kalah.
Dengan terpaksa Yu Sum harus menerima apa adanya sesuai fakta disawah. Kemudian Yu Sum beralih pada Pak Romania, tetangganya Yugoslavia itu :
   " Kapan kamu ke tempatku, nanti ya ?"
   " Nanti ya belum bisa, perjanjiannya dengan Pak Gino kan besok sebenarnya, tapi ini pengukuranya diajukan, karena perangkat desa sempatnya hari ini." Jelasnya
   " Kalo gitu, besok jam satu ya !"
   " Kalau jam satu ya baru pulang jum'atan Bu, ya jam-jam dua-nan lah kira-kira " jelas Pak Romania pemberian nama dari Yu Sum.
   " Ya, tapi jangan sampai jam tiga. Soalnya aku nggak pernah nyimpen duit di rumah, aku langsung ke bank, nanti keburu tutup !"