Segeralah saya ke dapur dan 10 menit kemudian kembali ke ruang tamu. Ternyata mbah Pikulun sudah tertidur kaku. Ketika saya memanggil, tidak ada tanda-tanda mbah mendengar panggilan. Segeralah saya mendekat dan memanggil pelan-pelan sambil menggerakkan tubuhnya tetapi mbah tetap tidak bergeming dan bergerak. Ketika saya pegang dadanya... Innalillahi wa innalillahi rojiun Mbah Pikulun telah meninggal dunia. Saya berteriak untuk agar orang di rumah segera datang ke ruang tamu. Saya pun hanya bisa menangis tersedu-sedu dan mendekap erat tubuh mbah. Tiba-tiba ada yang memegang bahu saya...
" Mun... mun... bangun... mengapa kamu tadi teriak-teriak??? Mimpi ya " teriak Sarman di telinga saya
Saya langsung tersadar. Rupanya saya tadi bermimpi ketemu mbah Pikulun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H