Beberapa menit kemudian saya membawa kopi kesukaan Mbah Pikulun. Tampak Mbah sedang duduk santai sambil meluruskan kakinya di atas sofa ruang tamu.
" Ini kopinya mbah. 3 sendok kopi dengan 1 sendok kecil gula. "
" Kamu emang cucu Mbah yang terbaik "
Setelah tiga tegukan seruputan kopi barulah saya memberanikan diri bertanya.
" Bagaimana pertemuannya dengan Presiden SBY hari ini ? "
Sebelum menjawab, Mbah Pikulun menyalakan sebatang rokok kretek Jinggo dan sesekali memperhatikan tingkah saya yang sudah tidak sabaran mendengar pengalaman Mbah Pikulun bertemu Presiden SBY di Istana Presiden.
" Begini Cu, ingat ga pesan mbah hari ini. Yang Muda menghormati Yang Tua ... "
" Yang Tua menghargai Yang Muda ... Saya ingat sekali mbah " timpal saya.
" Nah itulah topik pembicaraan mbah dengan Presiden SBY "
" Ooo .... " saya tertegun tanpa mengerti maksudnya.
" Setelah sampai Istana, Mbah diantar oleh protokol ke sebuah ruangan yang ternyata itu adalah ruang pribadi Presiden SBY "