Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nelson Mandela : Simbol Perjuangan Tanpa Dendam dan Kekerasan

31 Januari 2025   04:40 Diperbarui: 31 Januari 2025   04:40 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mandela memiliki kekuatan moral yang luar biasa. Ia mampu melihat lebih jauh dari kepentingan pribadi dan berpikir tentang masa depan seluruh bangsa."

Pada tahun 1993, Mandela dan de Klerk bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian atas upaya mereka dalam mengakhiri apartheid secara damai.

Pemilu Bersejarah 1994: Lahirnya Afrika Selatan Baru

Pada 27 April 1994, Afrika Selatan menggelar pemilu demokratis pertama dalam sejarahnya, di mana semua warga negara, tanpa memandang ras, berhak memberikan suara. Pemilu ini berlangsung dengan damai, meskipun ada ancaman kekerasan dari kelompok-kelompok ekstremis.

Mandela memenangkan pemilu dan dilantik sebagai Presiden pertama Afrika Selatan yang dipilih secara demokratis pada 10 Mei 1994. Dalam pidatonya yang bersejarah, ia berkata:

"Kita harus bertindak bersama, sebagai satu bangsa, demi rekonsiliasi, pembangunan bangsa, dan lahirnya dunia baru."

Pidato ini menegaskan kembali komitmennya terhadap persatuan. Ia tidak berbicara sebagai pemimpin kelompok kulit hitam, tetapi sebagai pemimpin seluruh rakyat Afrika Selatan.

Kofi Annan, mantan Sekjen PBB, menyebut transisi ini sebagai:

"Contoh paling luar biasa dari kepemimpinan moral dalam sejarah modern."

Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi: Memaafkan, Bukan Melupakan

Mandela memahami bahwa agar Afrika Selatan benar-benar bisa bersatu, luka masa lalu harus dihadapi. Oleh karena itu, ia mendukung pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (Truth and Reconciliation Commission - TRC), yang dipimpin oleh Uskup Desmond Tutu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun