Mohon tunggu...
Rucika GalvaniPutri
Rucika GalvaniPutri Mohon Tunggu... Lainnya - XII MIPA 6 - SMAN 1 PADALARANG

CIK

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

JALAN MENUJU ROMA

8 Februari 2021   15:02 Diperbarui: 8 Februari 2021   16:43 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di akhir acara, panitia beasiswa Jakarta Culinary Center memberitahu jika peserta yang lulus seleksi akan menerima email minggu depan dari ketua pelaksana program beasiswa ini. Tidak lupa saat pulang ke rumah Pak Yanto dan Bu Via, aku selalu menceritakan semua yang terjadi seharian ini. Aku ceritakan semuanya kepada anggota rumah dan semuanya selalu memberikan respons positif sampai tak lupa menyemangati dan mendoakan aku untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Seminggu sudah kulalui, pada malam ini aku memberanikan diri menelepon ibu tetapi, tetapi teleponnya tidak diangkat. Aku sudah mencoba sampai lima kali pun teleponnya masih belum tersambung. Aku pikir mungkin ibu dan bapak sedang sibuk di desa. Akhirnya aku hanya berdoa agar besok adalah hari milikku. Semalaman aku tidak bisa tidur memikirkan apakah email yang berisi kata “selamat anda lolos seleksi” akan aku terima atau tidak. Sampai pagi pun aku masih tidak merasa ngantuk, meskipun aku hanya tidur tiga jam. 

***

Saat pagi hari, cahaya mentari masuk ke kamarku disertai dengan hangatnya pancaran itu, suara ayam pun bersautan memanggilku. Aku berharap suasana yang cerah ini akan mengantarkanku ke kebahagiaan yang kunantikan.

Sampai pagi harinya sekitar pukul jam sepuluh aku tidak mendapatkan email dari siapapun. Rasanya usahaku pergi ke kota ini sia-sia. Ketika aku sedang membantu membereskan rumah bersama Sani dan Bi Surti, “Tari cepat kesini”, ucap Sani. Aku langsung menghampiri Sani “Ada apa San? Handphoneku kenapa?”, tanyaku karena Sani sedang melihat handphoneku. “Lihat ini Ri”, ucap Sani sambil memberikan handphoneku. Dan ternyata email yang aku tunggu-tunggu akhirnya aku dapatkan. Rasanya hari ini adalah hari yang bahagia untukku. Aku langsung mengirim pesan kepada ibu jika aku mendapatkan beasiswa di sekolah masak, tetapi ibu masih belum membalas pesanku.

Saat sore hari ketika Bu Via dan Pak Yanto pulang kerja, aku langsung memberitahu berita bahagia ini kepada mereka. Mereka langsung memelukku dengan pelukan hangat. Semuanya sangat senang sekali. Akan tetapi, Kak Citra sampai sore ini belum terlihat batang hidungnya. Aku dan Sani menunggu Kak Citra di halaman rumah. Beberapa menit kemudian Kak Citra terlihat dari sela-sela pagar rumah. Belum juga Kak Citra turun dari kuda besinya, aku dan Sani langsung menghampiri Kak Citra dan langsung memeluknya. Aku menceritakan semuanya kepada Kak Citra.

Saat makan malam, semuanya masih merasakan kesenangan yang luar biasa sampai Kak Citra besok langsung mengajakku pulang ke desa untuk memberitahu ibu dan bapak. Tanpa basa-basi aku langsung menyutujui ajakan Kak Citra. “Aku ingin ikut kak”, ucap Sani yang membuat kita semua terkejut karena teriakannya. “Kamu ya, selalu saja mengagetkan semuanya dengan suaramu itu”, ucap Kak Citra sambil senyum-senyum. “Ya maaf kak, boleh kan aku ikut?”, ucap Sani dengan nada membujuk. Awalnya Kak Citra iseng kepada Sani dengan tidak menyetujuinya ikut ke desa, tetapi Sani terus saja memohon untuk ikut dan akhirnya Sani diizinkan ikut ke desa. Perdebatan yang dibumbui canda tawa itu membuat hari ini semakin sempurna. Akan tetapi, dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku sangat rindu bapak dan ibu di desa. Ya sudahlah semuanya akan tuntas besok. Aku akan meminta maaf atas kebohonganku kepada bapak dan ibu selama ini. Besok, aku, Kak Citra, dan Sani akan pulang ke desa menggunakan bus umum.  

***

Hari yang di tunggu untuk menemui surgaku, dengan cepat bersiap aku langsung pulang ke desa diantar Kak Citra dan Sani. Saat di rumah “Assalamualaikum pak, bu”, ucapku sambil mengetuk pintu. “Waalaikumsalam”, ucap ibu sambil membukakan pintu. Terlihat jelas wajah terkejut dan bahagia, ibu langsung memelukku dan memberi ucapan selamat kepadaku. Bapak yang terlihat sedang memotong kayu di dekat dapur langsung berlari untuk memelukku. “Tari, bapak sama ibu minta maaf karena sudah melarangmu untuk melanjutkan sekolah ke kota, ketika kamu mengirim pesan kepada ibu dan bapak bahwa kamu sudah mendapat beasiswa, kita di rumah sangat senang sekali”, ucap bapak. “Kita tidak membalas pesanmu karena kita merasa tidak enak sudah melarangmu untuk menggapai cita-citamu, bapak dan ibu juga sudah membaca semua harapanmu yang ditulis di secarik kertas yang tertempel di belakang lemari saat ibu sedang membereskan kamarmu. Saat Kak Citra memberitahu ibu jika kamu akan pulang ke desa, ibu langsung membersihkan kamarmu dan tidak sengaja ibu melihat isi lemarimu. Lagipula bapak sama ibu sudah tahu kalau Kak Citra ini orang baik, Nia dan Ita sudah menjelaskan semuanya kepada ibu dan bapak, jadi kami membiarkan kamu untuk tinggal bersama Kak Citra,” ucap ibu.

Melihat suasana ini Kak Citra baru mulai bicara “Iya Ri, kakak sudah titip pesan kepada Nia untuk memberitahu ibu kalau Tari di kota akan aman bersama kakak”. Suasana menjadi haru biru karena kedatangan Nia dan Ita yang langsung memelukku dari belakang, ditambah Sani yang ikut memelukku. Aku merasa hari ini sangat bahagia, hari bahagia keduaku setelah pengumuman beasiswa itu. Hari yang merupakan awal aku untuk memulai perjuangan yang baru.

Di rumah, aku menceritakan semuanya kepada ibu dan bapak, menceritakan semua kejadian yang terjadi kepadaku di kota, menceritakan Bu Via dan Pak Yanto yang sudah baik kepadaku. Sampai ibu menelepon mereka saat aku sedang menceritakan kebaikan mereka. Ibu sangat berterimakasih kepada mereka karena sudah menjagaku dan menjadi orangtua keduaku di kota yang selalu mendukung keputusan yang aku ambil. Setelah aku bercerita sepanjang sungai nil, kita semua melanjutkan kebersamaan dengan makan malam. Semalaman itu tak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Allah dan keluarga serta teman-temanku yang selalu mendukungku sampai saat ini. Soal Kak Citra dan Nia, mereka akan menginap dirumahku selama seminggu. Nanti aku dan mereka akan balik lagi ke kota untuk kuliah di sana. Dan mulai minggu depan, itu adalah hariku untuk bertempur dengan dunia yang sebenarnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun