Mohon tunggu...
Rucika GalvaniPutri
Rucika GalvaniPutri Mohon Tunggu... Lainnya - XII MIPA 6 - SMAN 1 PADALARANG

CIK

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

JALAN MENUJU ROMA

8 Februari 2021   15:02 Diperbarui: 8 Februari 2021   16:43 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru saja berpapasan dengan Kak Citra, ibu sudah mengira dia orang jahat, apalagi kalo sampai ibu tau perempuan itu yang akan bawa aku ke kota untuk kuliah, pasti amarah ibu makin meledak-ledak. Ditambah bapak yang akan memarahiku, ah sudahlah rumah ini bisa hancur nanti gara-gara mendengarkan mereka marah-marah sudah seperti bom yang meledak saja.

Besok saatnya Ujian Nasional pertamaku. Ujian Nasional ini dilakukan selama tiga hari dan untuk mendapatkan ijazah kita harus menunggu waktu sekitar satu bulan. Ketika aku berangkat bersama Nia dan Ita, kami bertemu dengan Kak Putri di taman balai desa karena kami berangkat sekolah melewati tempat itu. Kak Putri tiba-tiba menghampiri kami ke seberang jalan dan mengatakan bahwa kami ditunggu Kak Citra di taman ini sepulang sekolah nanti. Nia dan Ita merasa aneh dengan maksud Kak Citra ingin menemui kami sepulang sekolah, tetapi aku sudah tidak merasa aneh lagi karena pasti Kak Citra akan mendiskusikan tentang sekolah ke kota.

***

Ujian Nasional telah selesai dilakukan, aku, Ita dan Nia langsung pergi ke taman balai desa. Selama di perjalanan, Nia dan Ita bertanya-tanya kepadaku tentang maksud Kak Citra ingin bertemu dengan kami. Meskipun aku tahu pasti tujuan Kak Citra untuk apa, tetapi aku pura-pura tidak tahu agar Kak Citra saja nanti yang menceritakan semuanya kepada Nia dan Ita.

Sesampainya di taman balai desa, terlihat Kak Citra sudah duduk di bangku taman. Kami langsung mendekati dia. Kemudian Kak Citra langsung mengajak kami masuk ke rumah sebelah kantor desa, tempat para mahasiswa tinggal, kami duduk di halaman rumahnya. Kak Citra langsung menceritakan yang kemarin terjadi di rumahku kepada Nia dan Ita. Kak Citra pun langsung menanyakan apakah Nia dan Ita juga ingin benar-benar kuliah ke kota atau tidak. “Aku bingung kak, aku tidak bisa menentang orang tuaku, apalagi aku mempunyai dua adik yang sangat dekat denganku, aku pasti sangat sulit meninggalkan mereka kak”, ucap Nia melirih. “Kalau aku sulit untuk beradaptasi kak, apalagi nanti disana aku benar-benar hidup sendiri di tengah orang-orang kota yang tidak aku kenal, meskipun aku tau kalau nanti aku bisa beradaptasi, tetapi pasti itu membutuhkan waktu yang lama, sebenarnya dalam lubuk hatiku yang paling dalam masih ada perasaan tidak lepas atas diriku sendiri kak”, ucap Ita menatap kita semua.

Jadi, diantara aku, Nia dan Ita yang paling ingin pergi ke kota cuma aku saja. Hanya aku yang berani melanggar perintah orang tua untuk menggapai cita-citaku, meskipun aku tahu itu hal yang tidak baik, tetapi aku ingin sekali memperbaiki masa depanku agar lebih cerah. Kak Citra yang mendengarkan penjelasan kita bertiga, melamun sejenak memikirkan langkah apa yang harus kita ambil. Aku bertanya kepada Kak Citra tentang alasan Kak Citra ingin membantuku untuk kuliah karena ini adalah hal yang sulit ditambah lagi orangtuaku yang tidak mengizinkanku.

Tiba-tiba Kak Putri datang dari dalam rumah dengan membawa lima gelas minuman segar. Saat kami sedang menikmati minuman tersebut, Kak Putri memberitahu idenya agar aku bisa pergi ke desa. Dia mengusulkan jika aku pergi diam-diam dari rumah. Usul Kak Putri itu sama seperti usulku kemarin yang tidak disetujui Kak Citra. Nia dan Ita yang mendengar usul Kak Putri pun langsung menyetujuinya, mereka akan membantuku dengan bilang kepada ibu dan bapak jika aku akan menginap dirumah Nia nanti. Dan untuk pengambilan ijazah rencananya Kak Citra akan membantuku untuk mengambilnya, dia  akan meminta Ijazah ku lebih cepat dibuat sekolah karena keperluan yang sangat penting. Semua mahasiswa yang datang ke desa akan pulang besok, tetapi hanya Kak Citra yang akan pulang setelah nanti pembagian ijazahku. Pengorbanan Kak Citra sekarang, tidak akan pernah aku lupakan sampai kapanpun.

Setelah tiga hari aku melaksanakan Ujian Nasional aku tinggal menunggu pembagian ijazah dari sekolah selama seminggu, yang harusnya aku menunggu sebulan, tetapi karena Kak Citra berhasil meyakinkan Pak Muh, jadi pengurusan ijazahku bisa dipercepat, tetapi tidak ada yang tahu bagaimana Kak Citra memberitahu kejadian ini kepada Pak Muh. Dan setelah seminggu, aku dan Kak Citra mengambil ijazahku ke sekolah.

Saat malamnya hari pengambilan ijazahku, sekitar pukul sembilan malam, Nia dan Ita langsung kerumahku untuk menjemputku dengan alasan akan menginap di rumah Nia. Ibu dan bapak sudah tahu kalau kami bertiga suka menginap bersama dirumah Nia jadi bapak tidak curiga aku akan pergi kemana. Namun, ibu yang melihat bawaanku banyak, ia merasa heran “Kamu sampai bawa koper baju sebesar itu memangnya akan menginap berapa hari dirumah Nia?”, ucap ibu mengambil koperku. “Di rumah Nia nanti aku akan foto-foto bu, sekalian mengenang masa-masa SMA jadi aku bawa banyak setelan baju”, ucapku cepat sambil membawa koperku dari tangan ibu. Aku pun langsung pergi dan pamit kepada orangtuaku.

Kami bertiga langsung menemui Kak Citra di pos dekat balai desa. Sesampainya disana, aku dan Kak Citra langsung naik angkot untuk pergi ke terminal. Pelukan hangat yang berkesan sangat terasa dari Nia dan Ita saat itu. Untuk pertama kalinya aku akan pergi jauh dari orangtuaku dan sahabatku. Jika lolos nanti mungkin aku akan tinggal selama tiga tahun di Jakarta. Selama itu aku tidak akan bertemu mereka secara langsung, satu hal yang aku sesali adalah cara berpamitanku kepada bapak dan ibu, aku hanya pamit dengan mencium tangan kedua orangtuaku saja tanpa merasakan pelukan mereka.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun