Mohon tunggu...
Rachman Syarief
Rachman Syarief Mohon Tunggu... -

Jurnalis lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dipatahkan untuk Menguatkan

7 Agustus 2017   17:16 Diperbarui: 7 Agustus 2017   17:37 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu merasa kehilangan dia?" tanya mamah.

"Iya mah, Aya baru sadar. Niko lah yang bisa nguatin Aya mah".

"Kalau memang cinta, temui dia sekarang di taman kota, tadi malam Niko telfon mamah, dia cinta kamu Ayaaaa. Dan mamah lebih tenang kalo Niko yang menjagamu," ucap mamah yang tak henti-henti mencubit hidung anak semata wayangnya itu.

Aya memeluk tubuh mamahnya dan langsung bergegas meluncur ke taman kota.

***

Dipandangi, sekeliling taman yang mulai ramai, orang-orang di sekitar taman terlihat sibuk dengan aktifitas masing-masing.

Tukang siomay, cilok, ice cream dan lain yang selalu ada di setiap kali Aya mengunjungi taman itu. Beberapa orang pedagangpun mengenal Aya dan Niko dengan baik. Dulu, hampir setiap hari Aya dan Niko nongkrong di taman kota itu.

"Mbak Aya nyari mas Niko ya?" tegur salah satu pedagang.

"Iya bang, abang lihat?" tanya Aya.

"Di sana mbak, dekat danau," jawab pedagang dengan mengacungkan jarinya.

"Terima kasih bang".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun