"Lo tahu ya, jujur... Gue termasuk orang yang paling sakit ketika ngeliat lo disakitin, dan bodohnya gue.. Gue jatuh cinta sama lo sejak saat 1 tahun yang lalu, jatuh cinta sama wanita yang jelas-jelas udah punya pasangan, maafin gue ya, gue baru bisa jujur sekarang karna."
Belum selesai Niko bicara, Aya memotongnya.
"Gue nggak mau ngejadiin lo sebagai pelampiasan gue, gue bisa sendiri," jawab Aya singkat dengan melepas tangan Niko yang sedaritadi menggenggamnya.
"Udah malam, gue mau pulang".
Lalu mereka pulang dengan saling diam.
***
Pagi terasa sepi, Aya berkali-kali melihat telepon genggamnya, dia merasa gelisah karna sudah seminggu lebih Niko tak menghubunginya.
"Uhuk-uhuk" tiba-tiba suara batuk mengagetkannya, tangan putih dan lembut melengkung melingkari bahu wanita yang sedang gelisah itu.
"Ah mamah, bikin kaget Aya aja".
"Lagian, anak mamah ini kok pagi-pagi sudah melamun, mikirin apa sayang?" tanya wanita separuh baya yang pasih terlihat sangat segar itu.
"Mikirin Niko mah, udah seminggu ini dia nggak pernah ada kabar," jawab Aya dengan memeluk manja mamahnya.