Mohon tunggu...
RSID
RSID Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebun Kehidupan

8 Oktober 2024   14:00 Diperbarui: 24 November 2024   14:00 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Baiklah… kita ke rumah sakit sekarang,” Ardi berusaha menenangkan Kinan.

Perjalanan ke rumah sakit terasa begitu lama bagi Ardi. Ia mengemudi dengan hati-hati, sesekali melirik Kinan yang tampak menahan sakit di sampingnya.

Setibanya di rumah sakit, Kinan langsung dibawa ke ruang bersalin. Ardi hanya bisa mondar-mandir di depan ruangan, jantungnya berdegup kencang menunggu kabar.

Setelah beberapa jam yang terasa seperti selamanya, seorang perawat keluar dengan senyum lebar.

“Selamat, Pak. Anak Anda laki-laki, sehat dan tampan,” ucap perawat itu.

Air mata kebahagiaan mengalir di pipi Ardi. Ia masuk ke ruangan dan melihat Kinan yang tampak lelah namun bahagia, menggendong seorang bayi mungil.

“Dia mirip sekali denganmu, Di,” ucap Kinan lembut.

Ardi mengamati wajah putranya dengan senyum lebar di wajahnya. Hidung mancung, mata yang sipit, benar-benar mirip dirinya.

“Nama apa yang akan kita berikan untuknya?” tanya Kinan.

Ardi terdiam sejenak, lalu tersenyum. “Bagaimana kalau Gavin? Gavin bermakna kebajikan, seperti harapanku padanya kelak.”

Kinan mengangguk setuju. “Gavin. Nama yang bagus. Aku bisa membayangkan betapa hebatnya dia dengan nama itu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun