Mohon tunggu...
RSID
RSID Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebun Kehidupan

8 Oktober 2024   14:00 Diperbarui: 24 November 2024   14:00 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan setelah pemakaman Pak Harto, Ardi memberanikan diri untuk melamar Kinan. Suatu malam, di kebun kecil mereka yang baru mulai ditanami, Ardi berlutut di hadapan Kinan dengan sebuah cincin sederhana.

“Kinan, maukah kamu menikah denganku? Aku tahu kita masih harus berjuang keras, tapi aku ingin kita hadapi semuanya bersama, sebagai…. suami istri,” ucap Ardi dengan terbata-bata.

Dengan air mata haru, Kinan menerima lamaran Ardi. Mereka memutuskan untuk mengadakan pernikahan sederhana dua bulan kemudian. Upacara pernikahan dilangsungkan di halaman belakang rumah Ardi, dihadiri oleh keluarga dekat dan beberapa sahabat, termasuk Nadia dan Rangga.

Meski sederhana, pernikahan itu penuh makna bagi Ardi dan Kinan. Mereka mengucapkan janji suci di bawah pohon rambutan yang dulu ditanam oleh ayah Ardi, seolah mendapat restu dari mendiang orang tua mereka.

Setelah menikah, Ardi dan Kinan semakin bersemangat membangun masa depan mereka. Terinspirasi oleh kenangan masa kecilnya dan perjuangan ayahnya sebagai pedagang sayur, Ardi memutuskan untuk lebih serius mengembangkan usaha pertanian organik mereka. Ia dan Kinan bekerja keras memperluas kebun kecil di belakang rumah mereka.

Seiring dengan bertumbuhnya kebun mereka, kebahagiaan juga mulai menghampiri kehidupan mereka. Beberapa bulan kemudian, Kinan memberi tahu Ardi bahwa ia hamil. Berita ini menjadi titik balik baru dalam hidup Ardi, memberinya harapan dan semangat yang lebih besar lagi. Ia bertekad untuk menjadi ayah yang baik sebagaimana ayahnya dulu memperlakukannya.

Dengan semangat baru, Ardi dan Kinan semakin giat mengembangkan usaha pertanian organik mereka. Mereka mempelajari berbagai teknik bertanam organik dari internet dan buku-buku. Ardi bahkan mengikuti kursus singkat tentang pertanian organik di akhir pekan.

Sementara kebun mereka berkembang, Kinan juga membantu dengan mengelola pemasaran dan keuangan usaha mereka. Ia memanfaatkan pengetahuan yang didapatnya dari kuliah untuk membuat strategi penjualan yang efektif.

Perlahan tapi pasti, usaha mereka mulai menunjukkan hasil. Beberapa restoran lokal tertarik dengan sayuran organik segar yang mereka tawarkan. Ardi dan Kinan mulai mendapatkan pelanggan tetap, membuat mereka bisa lebih mudah merencanakan produksi.

Suatu pagi, saat Kinan sedang mengecek pesanan di ponselnya, ia berseru dengan gembira, “Di, coba lihat ini! Pemilik restoran vegetarian di pusat kota tertarik dengan sayuran organik kita. Mereka ingin menjadi pelanggan tetap!”

Ardi membaca pesan tersebut, senyum lebar terlihat di wajahnya. “Ini kabar bagus! Dengan pelanggan seperti ini, kita bisa mulai memikirkan untuk memperluas kebun kita.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun